Kamis, 29 November 2007

situs, pelatihan, tips dan trik, ebook, dll

• Situs Abu Aufa
• Situs MyQuran
• Ummi Online
• Annida Online
• Situs Islamdotnet
• Situs Alsofwah
• Situs Mela
• Blog Mela
• Situs Azdriana
• Situs Boemi Islam
• Situs Media Isnet
• Situs Boemi Islam
• Situs Hayatus Sahabat
• Situs Media Isnet
• Situs Muallaf
• Situs Islamuda
• Situs Darulnuman
• Situs Al Ikhwan
• Situs Alsofwah
• Blog Fisan
• Infopalestina.com
• Situs Dakwah
• Situs Dakwah



DAPATKAN PAKET LENGKAP SPEKTAKULER SEGERA!
Baca Tentang Kami
PAKET:01 CD Islamic Collection
PAKET:02 1200 Buku Digital
PAKET:03 Membangun Website
PAKET:04 Mahir Bikin Situs
PAKET:05 Bisnis 999 koleksi
CARA PESAN & KETENTUAN
PENAWARAN HARGA KHUSUS
Dapatkan CD VCD Islami
Anda beruntung!
Paket koleksi Ebook & Software
Paket Master Bisnis Internet
Paket Script Web Mesin Uang
Paket Spektakuler

Mau Interactive ?
Buku Tamu
Kirim Artikel
Kontak Kami
SMS Kami

Link Situs Islami & Umum
Daftar Link Situs Islam
Link Situs Islami
Link Situs Umum & Islami
Link Daftar Situs Artikel
Link Situs Informatika
Link Situs Islam Terlengkap

Download Ebook Gratis
Dapatkan ratusan ebook spektakuler

Download Ebook Gratis
Download Buku Buku Gratis
Download Ebook Populer
Link Download Software
Link Download Ebooks

Ayo Daftar Milis Gratis
Beragam Daftar Milis Islami
Daftar Milis Ke Yahoogrooups
Daftar Milis & Ebook Gratis
Situs Milis & Ebook Gratis
Mailinglist Bisnis Terlengkap

Rubrik Website & Internet
Tips & Trik Desain Website
Rahasia Sukses Promosi Web
Tips Nongol 10 Search Engine
15 Tips Cari Penghasilan
Manfaatkan mesin pencari
Panduan membuat website

Rubrik Artikel Islam
Hukum sihir dan perdukunan
Ada apa dengan valentine day?
Awas bahaya riba!
Awas Bahaya Riba!
Syirik VS Tauhid
Tauhid dan pembatalnya

LINK IKLAN & PROMOSI
Daftar Iklan Lengkap
SMS Iklan Gratis
CD Tutorial Arabindo
Koleksi Ribuan Buku Digital

Rubrik Kami
Komputer & Internet
Paket koeksi ebook dan software
Paket Koleksi Ebook Islamic
Download Informasinya
Paket Koleksi CD VCD Nyaris GRATIS
Dapatkan segera!
Dapatkan paket spektakuler
ARTIKEL ISLAM
Paket membuat situs sendiri
Download informasi Koleksi Produk!
Koleksi Ebook & Video Tutorial

Top Download
Aqidah Ahlusunnah (514)
Sihir dan perdukunan (489)
Prinsif Iman (347)
Pocket Qur'an (257)
VCD Gear (237)

Artikel Terbaru
· Cara Mudah Bikin Situs Sendiri
· Koleksi Ebook dan software pilihan
· CD VCD Islami Nyaris Gratis
· Memanfaatkan mesin pencari
· Download ebook & Software
· Koleksi Ebook islamic
· Paket Sript Web Mesin Uang

Statistik Web Kami
Visitors : 14752 visitors
Hits : 1773 hits
Month : 2413 users
Today : 153 users
Online : 7 users

Dapatkan Paket CD Collection
Jangan ambil pusing, segera dapatkan paket CD islamic collection, ribuan buku islam digital dll.
Jika Anda sudah merasa lelah download saja informasi dari kami



Dapatkan Paket koleksi Ebook Langka, Best Seller, Terlengkap dan Termurah Serta Beragam Software Canggih & Info Spektakuler.


Dapatkan Paket Script Mesin Uang Otomastis (SMOU) dan Paket Master Bisnis Internet (PMBI) serta ratusan software berkwalitas

Dapatkan koleksi 2000lebih buku islam digital berbagai tema dan judul
kontak kami


Silahkan cari buku ke seluruh dunia!

DOWNLOAD PROG ISLAMI

# Al-Qur'an Digital
# Belajar Arabindo
# Belajar Bahasa Arab
# Flash Prayer Times
# Kamus Islami
# Terjemah al-Quran
# Belajar Shollat
# Belajar Tajwid
# The Hadith Software
# Software Zakat
# Digital Qur'anl21
# Quran Auto Reciter

Media Dakwah & Informasi

KLIK DISINI!
Radio Fajrifm 91.4fm Terdepan dalam dakwah dan informasi islam


SMS Donasi Nasional!
Free Jurnal HASMI
Majalah Islam Gerimis

DOWNLOAD INFO PRODUK

Untuk informasi lengkap beragam produk, download ebook dibawah ini:





Download Ebook & Software




# Search Engine Optimization and SEO Tools Trik Meraih Rangking 1
# Ribuan Milis Yahoo
# Kiat Anti Miskin Baru
# Kursus Bisnis Online
# Sukses Bisnis Internet
# Panduan Membuat Situs
# Rahasia Mencari Uang
# Internet Meraih Laba
# Situs Iklan Baris Gratis
# Tutorial Bisnis Online
# Sukses Internet Marketing
# 10Cara Sukses Berpromosi
# Mencari Income Internet
# Milis Iklan yahoogroups
# Rahasia Marketing
# Beriklan seperti Virus
# Hayatul islam
# 101 Bisnis Online
# Sukses Kaya dg Internet
# Membangun Internet Bisnis
# Langkah Menjadi Jutawan
# Belajar Mendesain Situs
# Mengapa Harus Berbisnis
# Strategi Promosi keSearch
# Alat Promosi Online

DAFTAR SITUS ISLAM
# Situs eramuslim
# Situs al Islam
# Situs al manhaj
# Situs arabindo
# Hamka online
# Harun yahya
# Hayatul islam
# Situs holy Qur'an
# Situs insistnet
# Islam house
# Islam audio
# Situs islam-qa
# Jilbab muslimah
# Situs mediamuslim
# Situs orang muslim
# Situs pernik muslim
# Perpustakaan islam
# Situs syariah online
# Situs tazkia online
# Situs wahdah muslim
# Link situs dzikir
# Situs bismillah
# Situs alsofwah
# Situs aldakwah
# Situs seorang Muslim
# Situs Indo quran
# Link situs arrahmah
# Link pasar muslim

LINK SITUS ISLAM (asing)
# Daftar situs timteng
# Situs islam memo
# Situs cair amerika
# Situs islami City
# Islamic finder
# Situs world news
# Situs Ahlul-Hadith
# Situs al moslim
# Situs audio Islam
# Situs divine islam
# Situs Bilal philips
# Situs fatwa-online
# Situs al-forqan/
# Situs islamacademy
# Islamic finder
# Situs freebook center
# Situs islam forkids
# Situs islam house
# Situs Islamic Research
# Islamic finder
# Situs islam spirit/
# Situs Islam Today
# Situs Islam World
# Situs Muhaddith
# Islamic netmuslims
# Situs Quran Miracle
# Situs Arab Clipart
# Arabic calligraphy
# Situs Arab Kids
# Situs Muhaddith
# Situs pocket quran
# Situs word2word

LINK WEB PENDIDIKAN
# Situs 1001buku
# Situs bappenas
# Situs dikti
# Situs pendidikan
# Situs e-dukasi/
# Situs hukum online
# Situs ikapi
# Informasi beasiswa
# Situs iptek
# Situs lipi
# Sekolah indonesia
# Situs pendidikannet
# Situs jurnal lipi
# Situs pendidikan.tv
# Sekolah rakyat
# Situs pendidikan

LINK SITUS UMUM
# Situs indonesia
# Situs indo digest
# Situs mediawatch
# Situs indo network
# Situs resep kita
# Situs alibaba
# Free ebooks doctors
# Situs alibaba
# Situs dunia satelit
# Situs Bamboo media
# Situs resep kita

SITUS NEWS UPDATE
# Situs republika
# News digital detik
# News update islamic
# kantor news antara
# Situs berita iptek
# Situs source.bcc
# Situs Islam World
# Situs Muhaddith
# Islamic netmuslims
# Situs Quran Miracle
# Situs Google News

LINK SITUS ORGANISASI
# Situs Harakah HASMI
# Situs Hidayatullah
# Situs Muhammadiyah
# Situs MUI pusat
# Situs Persis
# Portal infaq
# Situs halal MUI
# Situs informasi haji
# Situs Dompet Dhuafa

LINK SITUS MAJALAH
# Majalah islam gerimis
# Insight-magazine
# Majalah islam sabili
# Insight-magazine
# Majalah pcmedia
# Majalah tabloid pc
# Majalah hidayatullah
# Insight-magazine
# Majalah digicom

LINK SITUS PENERBIT BUKU
# Rumah buku islam
# Penerbit Gema Insani
# Pustaka al-Kautsar
# Robbani Press
# Maghfirah Pustaka
# Khazanah Intelektual
# Penerbit Pena
# Pustaka Asy-Syafi'i
# Penerbit Eraintermedia
# Penerbit Al-Qowam
# Irsyad Baitus Salam
# Penerbit Hujjah Press
# Sahara Publisher
# Wahana Ilmiah Press
# Penerbit Pustaka Da'i
# Pustaka at-Tazkia
# Cakrawala Publishing

SITUS FORUM KOMUNITAS
# Forum ponsel
# Forum indosiar
# Forum cbn.net
# Forum yellow pages
# Forum para pebisnis
# Forum telkom plasa
# Forum my quran

LINK SITUS FREE DOWNLOAD
# Download tucows
# Best download
# Top download
# Free bagi-bagi
# Download accelator
# Ebook Syeikh Al-Utsaimin
# Ebook islam today
# Ebook islam house
# Ebook sultan
# Ebook IRF-Zakir Naik
# Download ebook hadist
# Free ebook pakdeno
# Belajar bhs arab
# Ceramah Zakir Naik
# Software adzan basic
# Free pocket quran

LINK KOMPUTER-INTERNET
# Situs diskusi web
# Situs glodok shop
# Situs gudang linux
# Situs ilmu komputer
# Info komputer
# Situs info linux
# Situs komputek online
# Opensource-indonesia
# Linux Indonesia
# Situs raja notebook
# Javascript.internet
# Link situs itcenter
# Info komputer
# Tutorial komputer

LINK SOFTWARE-FREEWARE

# Situs software RI
# Freeware fonts
# Free Download
# Situs free webs
# Link free warebox
# Link freeware files
# Link freewarebox
# Link Declan-software
# Best freeware
# Free snapfiles
# Free warepocketpc
# Free downloadmanager
# Free cellular
# Free ringtones
# Free windows game
# Top100 gamesites
# Free warepocketpc
# Free game top
# Free game kids

LINK SITUS FREE PRODUK
# Free CD islami
# Free jurnal HASMI
# Free 4 majalah Islami
# Free CD Game collection
# CD Muratal - Nasyid
# CD ilmu komputer
# Majalah pasarmuslim
# Link free url redirection
# The pajajaran street news
# Produk gratisan
# Disini serba gratisan
# Majalah pasarmuslim

LINK WEB BISNIS ONLINE
# Bisnis online
# 200 dollar-email
# Daftar dunia bisnis
# Cara kerja online
# Bisnis klik duit
# klik uang-gratis
# Daftar produk murah
# Cara sms bisnis
# Bisnis uang iklan
# Surfing dapat duit
# Formula bisnis online
# Mau uang gratis
# Cara berinternet murah
# Cara internet gratis100%
# Berbisnis Reseller
# Revolusi bisnis online
# Rahasia milis
# Adsense galery
# Daftar Paket Bisnis
# Bisnis OnlineGroup
# Koleksi bisnis 999
# Link panen duit
# Bisnis indo ebooks
# Link adsense google
# Daftar google adsense

LINK WEB IKLAN PROMOSI
# Bisnis jakarta
# Bursa iklan
# Daftar e-klan
# Global iklan.most
# Iklan gado gado
# Iklan situs media
# Iklan baris gratis
# Iklanet serba ada
# Mau iklan-gratis
# Daftar Iklan baris
# Iklan promo online
# Daftar iklan indo
# Iklan mini gratis
# Iklan Internet
# Iklan laris manis
# Daftar iklan umum
# Iklan jual-beli
# Iklan adhoo.i-p
# Daftar iklan bekas
# Iklan tukar banner
# Banner indonesia
# Daftar Iklan Club
# Iklan media info
# Daftar 10001 Iklan
# Iklan internet
# Daftar iklan
# Daftar iklan indonesia
# Iklan adhoo.i-p
# Daftar iklan bekas
# Iklan cybernet
# Iklan indocenter

Top Link Search Engine
# Yahoo News
# Yahoo News
# Yahoo Mail
# Yahoo Groups
# Yahoo Search Engine
# MSN Groups
# MSN Search Engine
# MSN News
# Live Search Engine
# Google Mail
# Google News
# Google Groups
# Google Search Engine

LINK MILIS EBOOK GRATIS
# Ebook gratis indonesia
# Ebook dan Software
# Ebook Mania
# Kolektor Ebook
# Info Ebook Gratis
# Koleksi Ebook Langka
# Koleksi Ebook Resep
# Koleksi Ebook Media
# Koleksi Ebook Gratis

FREE DOWNLOAD PROGRAM
# Prog-rapidshared
# Download Nero
# Software Utility
# Tools Software
# Pencari Alamat Email
# Pelacak Alamat Email
# Pengirim Email Massal
# Iklanbaris Massal
# Pasang iklan masal
# Search Engine Rangking
# Easy Site Submit
# Software Banner Maker
# Penghapus Password PDF
# Pencari Password WINZIP
# Pencari Password XP
# Pencari Password WINRAR
# Penyalin Halaman Situs
# Download Manager
# Pelacak Hits Website
# Pengirim Iklan Cepat
# Memprotek isi CD
# Panduan Membuat Situs
# TransTool inggris-Indo
# Pembuat WebInstant
# Submit5000 search

FREE DOWNLOAD ANTI VIRUS
# Anti Virus Avas
# Antivir Spy Removel
# Anti virus Trojan
# Spyware Blaster
# Free avast-home
# Free bitdefender
# Antivir Mc Afee
# Frre Symantec
# Antivir Kerio

FREE DOWNLOAD EBOOKS
# Download tucows
# Best download
# Top download
# Download accelator
# Ebook Syeikh Al-Utsaimin
# Ebook islam today
# Ebook islam house
# Ebook sultan
# Ebook IRF-Zakir Naik
# Download ebook hadist
# Ceramah Zakir Naik
# Software adzan basic
# Free pocket quran
# Ebook wholesaler
# Free downloadscenter
# Free Program
# New freedownloads

DOWNLOAD EBOOK POPULER
# Ponsel jadi CCTV
# Internetan Rp288/jam
# Trik Akses Unlimited
# Trik Mendapat Software
# Berkirim Pesan Gratis
# Cara Internetan Gratis
# Cara Telepon Gratis
# Telepon dan SMS Gratis
# Rahasia Internetan Gratis
# Trik Memakai Mesin Pencari
# Trik Akses Yahoogroups
# Panduan Upload Web
# Trik Akses Yahoogroups
# Panduan Memilih Hosting
# Panduan Membuat Blog
# Trik Dapat Laptop Gratis
# Trik SMS Murah 10perak

DOWNLOAD EBOOK ISLAMI
# Bahaya Jimat(Tamimah)
# Khurafat(Takhayul)
# Syubuhat Quburiyun
# Sihir dan Perdukunan
# Sihir Jimat Dukun
# Surat Untuk Anda
# Submit
# Tauhid dan Pembatal
# Tiga Landasan Utama
# Tuntunan Shalat
# Wahai Puteriku
# Wala Bara Dalam Islam
# Submit
# Waspada Terhadap Bidah
# Jurus Mematikan Rokok
# Awas Bahaya Zina
# Submit
# Nasehat Bagi Muslim
# Doa-Dzikir Pilihan
# Dosa2 Dianggap Biasa
# Dzikir Ba'da Shalat
# Fatwa2 Lajnah Ilmiyah
# Pembatal Keislaman
# Wajibnya Berhijab
# Hukum Maulid Nabi
# Kitab Tauhid
# Kumpulan Doa
# Mengenal Islam
# Perinsip Keimanan
# Perinsip Dasar Keimanan
# Soal jawab Aqidah

Copy Paste Tukar Link?

Eramediamuslim >

Donload Video Online Gratis
# Nonton tv gratis
# Video Blip.tv
# Situs VideoEgg
# Situs Dailymotion
# Situs youtube
# Situs Veoh
# Situs Google Video
# Situs Grouper
# Situs Jumpcut
# Situs aol video
# Situs Eyespot
# Situs lightreading
# Situs Addictingclips
# Situs blip.tv
# Situs video blinkx
# Situs video bolt
# 10Top vedeo online

YUSUF QARDHAWI. biografi, fatwa, karya

FATWA-FATWA SEMASA

§ Umum

§ Politik

§ Ugama

§ Kekeluargaan dan masyarakat

§ Iman

§ Tauhid

§ Sosial

§ Ilmu Dakwah Dan Jihad

§ Sirah

§ Feqah

HASIL TULISAN PROF DR YUSUF AL-QARDHAWI

§ Buku Elektronik: Konsep Keutamaan

§ FATWA QARDAWI TERJEMAHAN INDONESIA BAHAGIAN 1 BAHAGIAN 2

§ DI MANA PUNCA KELEMAHAN UMAT ISLAM MASAKINI

§ KEWAJIPAN ORANG-ORANG ISLAM TERHADAP AL-SUNNAH

§ AL-HALAL WAL HARAM FIL ISLAM

Syaikh Qardhawi:

Guru Umat Pada Zamannya

Oleh Cecep Taufikurrohman

09/07/2002

Dari sekitar tujuh puluh enam tahun perjalanan hidup Syaikh Qardhawi (sampai tahun 2002), minimal ada dua hal yang menjadi main stream aktivitas hidupnya. Pertama adalah aktivitasnya sebagai seorang intelektual dalam bidang fikih (faqih) dan kedua adalah aktivitasnya yang sangat signifikan dalam shahwah dan harakah Islamiyah. Bagi Qardhawi, ilmu yang diraihnya di Al-Azhar adalah bekalnya dalam menggali khazanah Islam, sedangkan yang didapatkannya di lapangan bersama Ikhwan adalah bekal utamanya dalam menjalani dunia pergeraklan Islam (harakah) dan shahwahIslamiyah.




a. Muqaddimah

Mesir adalah salah satu negara di kawasan Timur Tengah yang sangat kaya dengan khazanah keislaman. Semenjak Islam masuk ke sana dan Amr bin ‘Ash menjadi gubernur pertama di bawah Khalifah Umar Ibn al-Khattab, di negeri ini telah muncul para pemikir muslim dan pembaharu yang sangat brilian. Pada zaman Islam klasik, kita mengetahui bahwa salah seorang imam madzhab Islam terbesar, Muhammad bin Idris al-Syafi’i atau yang dikenal dengan Imam Syafi’i, hampir separuh usianya beliau habiskan di Mesir. Pada tataran militer, negeri ini pernah dijadikan markas besar oleh mujâhid besar, Shalahuddin al-Ayyubi yang membebaskan al-Quds dari tangan kaum Nashrani.

Pada abad ke-19, kita mendengar tokoh pembaharu seperti Jamaluddin al-Afghani (meskipun bukan kelahiran Mesir) (1838-1897 M), yang bersama-sama dengan Syaikh Muhammad Abduh (1849-1905 M) menerbitkan majalah al-‘Urwah al-Wutsqâ di Paris. Afghani adalah seorang pembaharu yang berusaha keras membela dunia Islam dan membebaskan mereka dari genggaman para penjajah dan terkenal dengan ide pan Islamismenya (al-Jâmi’ah al-Islâmiyah). Adapun Muhammad Abduh adalah seorang ulama yang berusaha keras melakukan pembaharuan dan mendialogkan ajaran Islam (terutama syarî’ah) dengan realitas masyarakat yang dihadapinya. Begitu pula muridnya, Sayyid Muhammad Rasyid Ridha (1865-1935 M), yang meneruskan tafsir al-Mannâr karya Muhammad Abduh dan menerbitkan majalah al-Mannâr. Kemudian disusul ulama-ulama Al-Azhar lainnya yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu. Tentu saja rentang waktu antara Imam Syafi’i dengan Jamaluddin al-Afghani tersebut, di Mesir telah banyak pemikir besar lainnya yang muncul.

Pada wacana pemikiran kaum intelektual muslim Mesir ini, sekitar awal abad ke-14 Hijriyah atau abad ke-19 Masehi, terjadi polemik besar antara kaum pembaharu dan kaum tradisional. Di satu sisi, kaum pembaharu berusaha keras agar dapat menghadapkan dan membawa Islam kepada persoalan-persoalan kontemporer yang tidak pernah muncul pada zaman klasik, sedangkan di sisi lain kaum tradisionalis sama sekali menolak ide pembaharuan tersebut dan mereka menangkapnya dengan penuh kecurigaan bahkan mereka menganggap bahwa ide pembaharuan hanyalah merupakan sebuah ide besar berbau Barat yang akan menghancurkan prinsip-prinsip ajaran Islam, padahal bagi para pembaharu, upaya tajdid ini adalah sebuah keniscayaan (necessity), karena tanpanya, Islam tidak akan dapat menyentuh persoalan-persoalan baru. Akan tetapi, pembaharuan yang dilakukan harus tetap memperhatikan prinsip-prinsip pokok Islam yang tidak dapat berubah (tsawâbit). Tentu saja arah berlawanan ini menimbulkan polemik besar dan berkepanjangan. Akan tetapi, akhirnya polemik tersebut mulai menjinak dengan munculnya beberapa pemikir baru Mesir pada awal abad ke-20 yang di antaranya adalah Syaikh Muhammad al-Ghazali dan Dr. Yusuf Qardhawi. Syaikh Muhammad al-Ghazali adalah ulama yang merepresentasikan kaum pembaharu, sedangkan Syaikh Qardhawi adalah reprsentasi kaum tradisonal. Dengan hadirnya dua orang ulama ini, kubu pembaharu dan tradisional mulai saling berdialog dan mendekati, sehingga kemunculan dua orang tokoh tersebut (meminjam istilah Thariq al-Busyra) seperti dua buah lautan yang bertemu pada sebuah muara (multaqâ al-Bahrain), yaitu lautan para pembaharu dan lautan kaum tradisional, yang kemudian dua laut itu menjadi satu arus. Dengan demikian, dari kolaborasi ‘cantik’ antara dua pemikir ini, kita menemukan seorang pembaharu yang memiliki ruh tradisional dan pembela prinsip-prinsip Islam (ushûl); dan seorang tradisionalis yang memiliki jiwa pembaharu yang menggunakan tajdid sebagai jalan untuk mempertahankan eksistensi dan ushûl Islam. Dengan demikian, gaya pemikiran Islam seperti ini, akan dapat menjadikan Islam lebih dapat berdialog dan harmonis dengan zaman, tetapi ia tidak kehilangan kemurniannya.

Dua orang ulama ini adalah alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Mereka sering sekali mendialogkan pemikirannya secara terbuka. Salah satunya adalah ketika Syaikh Muhammad al-Ghazali menulis sebuah buku yang berisi rekontruksi standar keshahihan hadits berdasarkan makna (matan) dan tidak hanya mendasarkannya kepada kredibilitas para perawi (sanad) seperti yang dilakuakn oleh para ulama klasik. Buku tersebut berjudul: al-Sunnah al-Nabawiyyah baina Ahl al-Fiqh wa Ahl al-Hadîs. Kemudian Syaikh Qardhawi berusaha mengkritik metodologi Syaikh al-Ghazali ini dengan metodolgi klasik yang sangat dikuaisainya. Buku tersebut berjudul Kaifa na ta’âmal ma’a al-Sunnah al-Nabawiyah (Bagaimanakah seharusnya memperlakukan Sunnah Nabawiyah). Kedua buku tersebut telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kedua tokoh ini adalah dua orang ulama yang memiliki kedekatan secara personal dan pernah bersama-sama menjadi penghuni penjara Thûr, bahkan Qardhawi menulis buku yang secara khusus menceritakan kedekatannya dengan Syaikh Muhammad al-Ghazali yang berjudul: al-Syaikh al-Ghazâlî Kamâ Araftuhu: Rihlah Nishf Qarn. Saat ini, setelah Syaikh Muhammad al-Ghazali meninggal dunia (bulan Maret tahun 1996), Syaikh Qardhawi terus berjuang dan berkarya untuk kebangkitan umat.

Tentu saja ruang sempit untuk pengantar buku ini bukan tempatnya untuk memaparkan perjalanan dan jasa mereka terhadap Islam. Kami hanya akan menulis sebagian kecil kontribusi yang telah diberikan Qardhawi, salah seorang ulama yang masih hidup dan berusaha keras meneruskan cita-cita para pendahulunya tersebut terhadap Islam.

b. Masa Kecil Syaikh Qardhawi

Syaikh Yusuf Qardhawi (selanjutnya ditulis: Qardhawi) yang semenjak duduk di tingkat keempat Ibtida’iyah selalu dijuluki ‘Yâ Allâmah’ atau syaikh oleh para gurunya, beliau dilahirkan di sebuah kampung kecil yang bernama Shaft Turab. Ia adalah salah satu perkampungan asri Mesir yang terdapat di Provinsi Gharbiyah, dengan ibu kotanya Thantha. Dari Kairo, kampung tesebut berjarak sekitar 150 kilo meter atau untuk menempuhnya membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam. Tepatnya ia dilahirkan pada tanggal 09 September 1926 dari pasangan suami istri yang sangat sederhana tetapi taat beagama. Ia tidak berkesempatan mengenal ayah kandungnya dengan baik, karena tepat usianya baru mencapai dua tahun, ayah yang dicintainya telah dipanggil sang Khâliq, pemilik kehidupan dan kematian. Setelah ayah kandungnya meninggal dunia, ia diasuh dan dibesarkan oleh ibu kandung, kakek dan pamannya. Akan tetapi pada saat ia duduk di tahun keempat Ibtida’iyah Al-Azhar, ibunya pun dipanggil yang maha kuasa. Beruntung, ibu yang dicintainya masih sempat menyaksikan putra tunggalnya ini hafal seluruh al-Quran dengan bacaan yang sangat fasih, karena pada usia sembilan tahun sepuluh bulan, ia telah hafal al-Qu’ran di bawah bimbingan seorang kutâb yang bernama Syaikh Hamid. Setelah ayah, Ibu dan kakeknya meninggal dunia, ia diasuh dan dibimbing oleh pamannya. Pendidikan formalnya dimulai pada salah satu lembaga pendidikan Al-Azhar yang dekat dengan kampungnya, yang hanya menerima calon siswanya yang sudah hafal al-Quran. Di lembaga pendidikan inilah Qardhawi kecil mulai bergelut dengan kedalaman khazanah Islam di bawah bimbingan para gurunya. Selain itu, dalam rentang waktu Ibtida’iyah sampai Tsanawiyah yang diseleaikannya di Al-Azhar, ia mengalami berbagai peristiwa yang kelak sangat mempengaruhi jalan hidupnya.

Salah satu peristiwa istimewa yang dialaminya di tingkat Ibtida’iyah adalah pada saat pertama kali ia mendengarkan ceramah Ustdaz al-Bana. Ketika mendengarkan ceramahnya, intuisi Qardhawi kecil mulai dapat merasakan kehadiran seorang laki-laki ‘alim yang telah menggadaikan seluruh kehidupannya hanya untuk kepentingan Islam dan umatnya. Saat itu, Qardhawi kecil yang pernah bercita-cita untuk menjadi Syaikh Al-Azhar, dapat menangkap seluruh isi ceramah yang disampaikan Syaikh al-Bana tanpa terlewat satu bagian pun. Ia pun mulai memiliki kesadaran dan pemahaman akan pentingnya dakwah yang dilakukan secara berjama’ah; maka untuk upaya inilah ia mulai bergabung bersama Ikhwan al-Muslimin.

Pada masa kecilnya, di dalam jiwa Qardhawi terdapat dua orang ulama yang paling banyak memberikan warna dalam hidupnya, yaitu Syaikh Al-Battah (salah seorang ulama alumni Al-Azhar di kampungnya) dan Ustadz Hasan al-Bana. Bagi Qardhawi, Syaikh al-Battah adalah orang yang pertama kali mengenalkannya kepada dunia fikih, terutama madzhab Maliki, sekaligus membawanya ke Al-Azhar. Sedangkan Syaikh al-Bana adalah orang yang telah mengajarkannya cara hidup berjamaah, terutama dalam melaksanakan tugas-tugas berdakwah. Mengenai pengaruh al-Bana dalam dunia pemikiran dan spiritualnya, beliau pernah mengatakan: “Di antara orang-orang yang paling banyak memberikan pengaruh besar dalam dunia pemikiran dan spiritual kami adalah Syaikh al-Syâhid al-Bana.”

c. Proyek dan Kontribusi Qardhawi

Dari sekitar tujuh puluh enam tahun perjalanan hidup Syaikh Qardhawi (sampai tahun 2002), minimal ada dua hal yang menjadi main stream aktivitas hidupnya. Pertama adalah aktivitasnya sebagai seorang intelektual dalam bidang fikih (faqih) dan kedua adalah aktivitasnya yang sangat signifikan dalam shahwah dan harakah Islamiyah. Bagi Qardhawi, ilmu yang diraihnya di Al-Azhar adalah bekalnya dalam menggali khazanah Islam, sedangkan yang didapatkannya di lapangan bersama Ikhwan adalah bekal utamanya dalam menjalani dunia pergeraklan Islam (harakah) dan shahwahIslamiyah.

Kita akan mencoba melihat dua proyek besar yang terus menerus digarap oleh Qardhawi dalam rangka mengabdikan diri untuk kepentingan umat.

a. Sebagai Seorang Faqih

Seperti telah disebutkan di atas, bahwa Mesir adalah salah satu negara di kawasan Timur Tengah yang sangat kaya dengan khazanah intelektual Islam. Di kawasan yang pernah disinggahi beberapa orang nabi ini, hampir semua aliran pemikiran dan madzhab keagamaan dapat kita temukan, baik madzhab fikih, kalam maupun tasawuf. Dalam dunia fikih, di negeri ini hampir seluruh madzhab besar (terutama empat madzhab Sunni), tetap hidup dan berkembang. Tidak heran jika di sana ada beberapa daerah yang dikenal sebagai kawasan madzhab Hanafiyah, Malikiyah, Syafi’iyah ataupun Hanbaliyah. Walaupun demikian, madzhab Imam Syafi’i adalah madzhab yang dianut oleh mayoritas masyarakat Mesir, terutama di perkampungan. Secara historis, hal tersebut disebabkan karena Imam Syafi’i pernah tinggal lama di Mesir (sampai meninggal dunia) dan di negeri ini pula beliau melahirkan qaul jadid, yaitu pendapat-pendapat yang sangat berbeda dengan yang pernah difatwakannya semasa di Irak (qaul qadîm).

Dalam dunia tasawuf, sampai saat ini di Mesir masih tumbuh subur berpuluh-puluh tarikat sufi yang di antaranya adalah Ahmadiyah (bukan Ahmadiyah Mirza Ghulam Ahmad), Naqsyabandiyah, Syadziliyah, Rifa’iyah, Burhamiyah, ditambah puluhan tarikat lainnya yang merupakan cabang dari lima tarikat besar tersebut. Tentu saja tumbuh subur dan terjaganya khazanah Islam di Mesir ini tidak dapat dilepaskan dari peranan Al-Azhar yang merupakan pemilik otoritas keagamaan bagi seluruh masyarakat Mesir dan selalu membela ajaran Islam di garis paling depan.

Di kampung halaman tempat lahir dan dibesarkannya Qardhawi sendiri, terdapat beberapa madzhab fikih dan aliran-aliran tarikat yang dianut masyarakat secara turun temurun. Tradisi ketaatan mereka terhadap madzhab tertentu secara ekstrim, telah menyebabkan mereka hidup statis dan monoton yang sering sekali berubah menjadi sikap fanatik yang tidak dapat dibenarkan oleh Islam, sehingga dalam beribadah, mereka tidak lagi mengikuti al-Quran dan Sunnah atau qaul yang argumentatif dan dapat dipertangungjawabakan. Hal tersebut disebabkan karena kepatuhan mereka adalah semata-mata merupakan kepatuhan terhadap indifidu dan bukan pada kekuatan hujjah yang digunakan.

Kondisi inilah yang membesarkan Qardhawi. Akan tetapi ia masih sangat beruntung, karena meskipun hidup di tengah-tengah masyarakat yang madzhab centris, ia masih dapat ‘tercerahkan’ dan memiliki arus berbeda dengan masyarakat di sekitarnya. Tentu saja sikap Qardhawi ini tidak dapat dilepaskan dari peranan dan bantuan para gurunya. Semenjak duduk di tingkat Tsanawiyah, Qardhawi telah banyak belajar agar dapat hidup berdampingan dengan mereka yang memiliki pandangan berbeda. Pada tingkat ini pulalah ia mulai belajar untuk mengikuti hujjah dan bukan mengikuti figur, karena ia mengetahui (sesuai perkataan Imam Malik), bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan kebenaran, meskipun pada perjalanannya, secara tidak disengaja ia melakukan kesalahan. Semua orang (meskipun seorang ulama besar atau imam madzhab), pendapatnya dapat diterima ataupun ditolak, kecuali Rasulullah saw. Oleh sebab itu, semenjak duduk di tingkat Ibtidaiyah, jika ia mendapatkan gurunya tidak memiliki argumen yang jelas dari al-Quran dan sunnah, ia tidak segan-segan mengkritik dan membantah pendapat gurunya. Melihat sikap kritis Qardhawi kecil ini, ada gurunya yang sangat bangga tetapi ada pula yang merasa ‘jengkel’, sehingga ia pernah diusir dari kelas karenanya.

Sikap seperti ini, semenjak dini telah dibuktikan oleh Qardhawi di tengah-tengah masyarakat, yaitu pada saat ia diminta untuk mengajar ilmu-ilmu agama di sebuah masjid jami’ kampungnya. Saat itu, ia mengajarkan ilmu fikih tetapi yang diajarkannya bukanlah qaul-qaul madzhab Syafi’i yang dianut oleh mayoritas penduduk. Ia mengajarkan fikih langsung dari sumber utamanya, yaitu al-Qur’an dan Sunnah shahihah ditambah dengan fatwa para sahabat. Ia sendiri mengakui bahwa metode pengajaran yang diterapkannya ini diambilnya dari metode yang digunakan oleh Sayyid Sabiq dalam Fiqh Sunnahnya.

Tentu saja upaya-upaya Qardhawi tersebut mendapatkan penentangan yang sangat kuat dari masyarakat yang selama ini hanya hidup dalam Syafi’iyah cyrcle. Resistensi masyarakat dan para ulama tua di kampungnya ini mencapai puncaknya dengan sebuah ‘pengadilan’ yang mereka adakan secara khusus untuk meminta pertanggungjawaban Qardhawi. ‘Pengadilan’ tersebut akhirnya berubah bentuk menjadi sebuah forum polemik seru antara Qardhawi muda dengan para ulama madzhab di kampungnya. Pada perdebatan tersebut, ia berhasil meyakinkan para ulama dan masyarakatnya, bahwa ia bukanlah orang yang membenci madzhab, bahkan ia adalah salah seorang pengagum para imam madzhab dengan kelebihan dan kekurangan mereka masing-masing. Ia menganjurkan seandainya kita akan mengambil sebuah qaul dari madzhab tertentu, maka ia harus diambil langsung dari qaul pendirinya yang ditulis dalam buku induknya (seperti al-Um bagi madzhab Syafi’i), karena jika suatu madzhab semakin dekat kepada sumber-sumber utamanya, maka pengikutnya akan semakin toleran, tetapi jika mereka semakin jauh dari sumber aslinya, justru inilah yang selalu menimbulkan fanatisme buta, meskipun mereka mengetahui bahwa pendapat tersebut tidak memiliki hujjah yang kuat. Selain itu, sikap toleran yang dimilikinya didapatkan pula dari Ikhwan al- Muslimin, sebuah pergerakan Islam yang membina umat dari berbagai segmen, sehingga ia banyak belajar berbaur dengan mereka yang memiliki faham berbeda memiliki latar belakang pendidikan berbeda.

Sikapnya dalam memperlakukan fikih tersebut berlanjut sampai masa tua. Oleh sebab itu, tidak heran jika pada saat ia mulai mencapai kematangan dalam dunia fikih, ia memilih metode fikihnya dengan semangat moderasi (wasathiyah), toleransi (tasâmuh), lintas madzhab dan selalu menghendaki kemudahan bagi umat (taisîr), serta mengakses penggalian hukum secara langsung dari sumbernya yang asli, yaitu al-Quran dan sunnah shahihah. Dengan metode inilah Qardhawi menjelajahi dunia fikih, dari tema-tema yang paling kecil seperti masalah lalat yang hingap pada air, sampai masalah yang paling besar seperti ‘Bagaimanakah Islam menata sebuah negara’?, atau dari tema yang paling klasik seperti masalah thahârah, sampai yang paling kontemporer seperti masalah demokrasi, HAM, peranan wanita dalam masyarakat dan pluralisme (ta’addudiyah).

Di dalam ijtihad fikihnya, Qardhawi telah berhasil membuat sebuah formulasi baru dalam memperlakukan fikih, terutama ketika ia berhadapan dengan persoalan-persoalan kontemporer. Di antara formula yang dibangunnya adalah mengenai perlunya dibangun sebuah fikih baru (fiqh jadîd) yang akan dapat membantu menyelesaikan persoalan-persoalan baru umat. Walaupun demikian, yang dimaksudnya dengan ‘fikih’, tidak hanya terbatas pada persoalan-persoalan yang berkaitan dengan hukum-hukum juz’i yang diambil dari dalil-dalil terperinci (tafshîlî) seperti persoalan-persoalan thaharah, shalat, zakat dan lain sebagainya, bukan pula hanya merupakan sebuah sistem ilmu dalam Islam. Lebih dari itu, seraya mengutip al-Ghazali, yang dimaksudnya dengan kata ‘fikih’ adalah merupakan sebuah pemahaman yang komprehensif terhadap Islam, yaitu al-Fiqh (fikih) sebagai al-Fahm (pemahaman). Adapun fikih baru yang berusaha dibangunnya antara lain adalah sebuah fikih terdiri dari:

1. Keseimbangan (fiqh al-Muwâzanah). Yang dimaksudnya dengan fikih keseimbangan (muwâzanah) adalah sebuah metode yang dilakukan dalam mengambil keputusan hukum, pada saat terjadinya pertentangan dilematis antara maslahat dan mafsadat atau antara kebaikan dan keburukan, karena menurutnya, di zaman kita sekarang ini sudah sangat sulit mencari sesuatu yang halal seratus persen atau yang haram seratus persen. Menurutnya, dengan menggunakan sistem fikih seperti ini, kita akan dapat memahami: Pada kondisi seperti apakah sebuah kemudaratan kecil boleh dilakuakan untuk mendapatkan kemaslahan yang lebih besar, atau kerusakan temporer yang boleh dilakukan untuk mempertahankan kemaslahatan yang kekal, bahkan kerusakan yang besar pun dapat dipertahankan jika dengan menghilangkannya akan menimbulkan kerusakan yang lebih besar.

2. Fikih realitas (Fiqh Wâqi’î). Yang dimaksudkannya dengan fikih wâqi’î adalah sebuah metode yang digunakan untuk memahami realitas dan persoalan-persoalan yang muncul di hadapan kita, sehingga kita dapat menerapkan hukum sesuai dengan tuntutan zaman.

3. Fikih prioritas (Fiqh al-Aulawiyât). Yang dimaksudnya dengan fikih prioritas adalah sebuah metode untuk menyusun sebuah sistem dalam menilai sebuah pekerjaan, mana yang seharusnya didahulukan atau diakhirkan. Salah satunya adalah bagimana mendahulukan ushûl dari furû’, mendahulukan ikatan Islam dari ikatan yang lainnya, ilmu pengethuan sebelum beramal, kualitas dari kuantitas, agama dari jiwa serta mendahulukan tarbiyah sebelum berjihad.

4. Fiqh al-Maqâshid al-Syarî’ah, yaitu sebuah fikih yang dibangun atas dasar tujuan ditetapkannya sebuh hukum. Pada teknisnya, metode ini ditujukan bagaimana memahami nash-nash syar’i yang juz’î dalam konteks maqâshid al-Syarî’ah dan mengikatkan sebuah hukum dengan tujuan utama ditetapkannya hukum tersebut, yaitu melindungi kemaslahatan bagi seluruh manusia, baik dunia maupun akhirat. Ia mengutip Ibn Qayyim yang mengatakan, bahwa prisip utama yang menjadi dasar ditetapkannya syari’ah adalah kemaslahatan dan kebaikan bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu, maka seluruh kandungan syari’ah selalu berisi keadilan, kasih sayang Tuhan dan hikmah-Nya yang mendalam. Dengan demikian, segala sesuatu yang di dalamnya mengandung kelaliman, kekejian, kerusakan dan ketidakbergunaan, maka pasti ia bukanlah syari’ah.

5. Fikih perubahan (Fiqh al-Tagyîr). Ia adalah sebuah metode untuk melakukan perubahan terhadap tatanan masyarakat yang tidak Islami dan mendorong masyarakat untuk melakuakn perubahan tersebut.

Selain itu, kontribusi lain yang diberikan Qardhawi dalam bidang fikih adalah bagaimana mencairkan kejumudan umat Islam dalam menghadapi zaman. Menurutnya, salah satu penyebab kejumudan tersebut adalah berhentinya kreativitas umat dalam berijtihad yang merupakan dapur utama kemajuan mereka. Dari masa ke masa, persoalan umat selau berkembang, terutama setelah terjadinya inovasi-inovasi baru dalam bidang sains dan teknologi, sementara seperti kita fahami bersama, jumlah ayat al-Quran dan hadits nabi, sampai kiamat mustahil akan bertambah. Oleh sebab itu, tidak ada cara lain untuk menjawab persoalan-persoalan tersebut kecuali melalui jalan ijtihad yang didasarkan pada prinsip-prinsip utama ajaran Islam.

Menurutnya, melakukan ijtihad adalah merupakan sebuah kewajiban agama kolektif (fardlu kifâyah), artinya pada setiap zaman harus ada seseorang yang mampu dan mau melakukannya, bahkan bagi mereka yang sudah mencapai kemampuan untuk melakukanya, ijtihad adalah merupakan sebuah kewjiban indifidual (fardhu ‘ain). Meskipun demikian, menurut Qardhawi, dalam melakukan ijtihad kontemporer, terdapat beberapa kode etik ijtihad yang harus menjadi acuan utama para mujtahid, baik yang berhubungan dengan para mujtahid (sebagai subjek) maupun yang berhubungan dengan tema persoalan (objek). Kode etik yang berkenaan dengan para mujtahid antara lain:

1. Dalam melakukan ijtihad, hendaknya seseorang telah memiliki perangkat-perangkat utama yang diperlukan dalam berijtihad. Perangkat-perangkat tersebut antara lain: harus memahami bahasa Arab, memiliki pengetahuan yang memadai mengenai al-Quran dan sunnah, ushul fikih serta memiliki keahlian dalam beristidlal. Syarat lain yang tidak kalah penting adalah agar seorang mujtahid benar-benar memahami kondisi zamannya, sehingga ia dapat menetapkan sebuah hukum yang sesuai dengan tuntutan zamannya. Dengan demikian, maka seorang mujtahid tidak akan menjadi masyarakat elit yang berada di menara gading, dan keputusan hukum yang diambilnya jauh dari realitas umat, dengan istilah lain mujtahid fî wâdin dan realitas umat fî wâdin âkhar. Artinya, dalam menentukan hukum, ia tidak akan memandang sebuah kasus hanya sebagai kasus yang berdiri sendiri tanpa melihat latar belakang dan faktor-faktor penyebabnya. Ia mencontohkan hal ini dengan ijtihad Ibn Taimiyah. Pada saat Ibn Taimiyah bersama beberapa orang muridnya melewati barak tentara Tatar, beliau mendapatkan mereka sedang pesta mabuk. Tentu saja para murid Ibn Taimiyah tidak dapat menerima kenyataan ini. Akan tetapi kepada para muridnya Ibn Taimiyah berkata: “Biarkan saja mereka tenggelam dalam mabuk dan khamar. Allah telah mengharamkannya karena ia dapat menghalangi seseorang dari dzikir dan shalat, tetapi saat ini kita lihat khamar telah menghalangi mereka dari melakukan pembunuhan dan peperangan”.

2. Dalam melakukan ijtihad, hendaklah seorang mujtahid selalu independen dan tidak berada di bawah tekanan pihak manapun.

Memang kode etik ijtihad tersebut sangat ideal dan menjadi kriteria untama untuk seorang mujtahid muthlak. Akan tetapi pada prakteknya, semua orang dapat melakuakn ijtihad dalam bidang tertentu yang menjadi spesialisasinya atau yang disebut dengan al-Mujtahid al-Juz’î, yaitu seseorang yang hanya berijtihad pada beberapa persoalan yang menjadi spesialisasinya saja.

Adapun kode etik yang berhubungan dengan objek ijtihad adalah sebagai berikut:

1. Hendaknya ijtihad yang dilakukan hanya pada wilayah-wilayah yang dzannî, baik dzannî dilâlah maupun dzannî al-Tsubît. Dengan demikian kita tidak diperkenankan untuk berijtihad pada persoalan-persoalan yang qathî, karena persoalan yang didasarkan pada dalil qath’i, bukan merupakan wilayah ijtihad.

2. Ijtihad dapat dilakukan baik dalam tema-tema yang benar-benar baru (ijtihâd insyâ’î) maupun dalam memilih pendapat yang argumennya paling kuat, paling sesuai dengan Maqâshid al-Syarî’ah dan paling maslahat bagi umat.

b. Dalam Dunia Dakwah (Harakah Dan Shahwah Islamiyah)

Selain sebagai seorang penulis dan pemikir produktif, Qardhawi aktif pula dalam dunia dakwah (harakah dan shahwah Islamiyah). Yang dimaksud dengan shahwah adalah sebuah upaya untuk membangkitkan umat dari keterlenaan, keterbelakangan, kejumudan dan melepaskan mereka dari konflik internal melalui berbagai wujud usaha dengan tujuan memperbaharui agama, sehingga dapat memperbaharui kehidupan dunia mereka. Pada tataran teknis, cita-cita shahwah tersebut berusaha diwujudkan dalam sebuah aktivitas harakah. Ia menyadari bahwa untuk mencapai tujuan tersebut, tidak dapat dilakukan secara individual, tetapi ia membutuhkan sebuah kerja massal (‘amal jamâ’i) yang tersusun dan terprogram secara rapi. Oleh karena hal inilah maka semenjak duduk di tingkat Tsanawiyah, Qardhawi telah memulai tugas berdakwah dengan bergabung bersama Ikhwan dan semenjak awal, ia telah dipersiapkan agar menjadi salah seorang kader terbaik mereka. Salah satunya adalah pada saat ia ditunjuk untuk menjadi da’i Ikhwan untuk seluruh Mesir, dari Provinsi Alexandria (Iskandariyah) sampai Aswan dan Sinai, bahkan ia pernah ditugaskan berdakwah di beberapa negara Arab seperti Suria, Libanon dan Yordania, dengan dana yang didapatkannya dari Ustadz Hasan al-Hudhaibi, Mursyid ‘âm Ikhwan yang kedua, padahal saat itu ia masih berstatus sebagai seorang mahasiswa.

Selain menjadi aktivis di lapangan, Qardhawi juga adalah merupakan salah seorang pemikir yang ide-idenya banyak dijadikan sebagai referensi oleh para aktivis harakah. Menurutnya, yang dimaksud dengan harakah adalah sebuah pekerjaan yang dilakukan secara kolektif dan dimulai dari masyarakat paling bawah (bottom up) dan terorganisir secara rapih dalam upaya mengembalikan masyarakat kepada ajaran Islam. Menurut Qardhawi, tujuan utama yang harus direalisasikan oleh sebuah harakah Islamiyah adalah bagaimana mewujudkan sebuah pembaharuan (tajdîd). Melakukan tajdîd adalah merupakan sebuah sunnatullah yang akan terus berulang. Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadis riwayat Abu Dawud dan al-Hakim: “Sesunggunya pada setiap seratus tahun, Allah akan mengutus untuk umat ini, orang yang memperbaharui agamanya”. Yang dimaksudkannya dengan pembaharuan (tajdid) adalah sebuah upaya untuk memperbaharui pemahaman keagamaan, keimanan, sikap iltizam kepada agama serta memperbaharui metode dakwah yang digunakan. Ia bukanlah sebuah usaha untuk membuat aturan baru dalam agama dengan merubah prinsip-prinsip baku (tsawabit) atau merusak tatanan ajaran yang qath’i. Adapun bidang-bidang yang harus diprioritaskan dalam memncapai tujuan tersbeut antara lain adalah: pendidikan (tarbiyah), pekerjaan politik (siyâsah), ekonomi (iqtishâdiyah), sosial (ijtimâ’iyah), media massa (wasâ’il al-‘Ilâm) dan pekerjaan ilmiah.

Kontribusi Qardahawi dalam dunia dakwah tersebut, sangat kental dengan warna Hasan al-Bana. Dalam hal ini kita dapat mengatakan, jika Ustadz al-Bana adalah merupakan pendiri (mu’assis) dan disigner harakah Ikhwan, kemudian diteruskan oleh para mursyid ‘âm lainnya, maka kemunculan Qardhawi dalam harakah ini adalah sebagai penyambung lidah dan penerus cita-cita al-Bana. Kita mengetahui bersama bahwa perjuangan al-Bana dalam membesarkan harakah tersebut telah sampai pada tahap pembentukan sebuah harakah yang terorganisir. Setelah lama berkembang, maka kemunculan Qardhawi dalam gerakan ini adalah sebagai orang yang berusaha memagari harakah tersebut. Oleh sebab itu, karya-karya utama Qardhawi dalam bidang harakah dan shahwah Islamiyah, selalu diarahkan kepada upaya memperkokoh gerakan tersebut. Di antara karya-karyanya yang diarahkan kepada tujuan tersebut adalah al-Shahwah al-Islâmiyyah baina al-Juhûd wa al-Tatharruf, al-Shahwah al-Islâmiyyah baina al-Ikhtilâf al- Masyrû’ wa al-Tafarruq al-Madzmûm, al-Shahwah al-Islâmiyyah wa Humûm al-Wathan serta Aulawiyyât al-Harakah al-Islâmiyah fi al-Marhalah al-Qadîmah. Pada empat karya tersebut, Qardhawi berusaha keras membuat batasan-batasan etis yang harus dipegang dalam menjalankan tanggung jawab harakah, serta mengobati penyakit yang biasanya menghingapi para aktivis harakah.

Menurut Qardhawi, hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang aktivis harakah Islamiyah adalah bagaimana mewujudkan sikap moderat (wasathiyah) dan menghindari sikap ekstrem (tatharruf), menghindari sikap yang terlalu mudah mengkafirkan seseorang (takfîr) serta sudah saatnya agar harakah Islamiyah membuka diri untuk berdialog dengan arus yang selama ini berseberangan dengan mereka, baik kalangan sekuler, orientalis, mereka yang berbeda agama, bahkan dialog dengan mereka yang ateis, sehingga harakah Islamiyah tidak lagi diasumsikan sebagai gerakan yang ekslusif (inghilâq). Satu hal yang tidak kalah penting bagi para aktivis harakah Islamiyah adalah agar mau merangkul semua kelompok yang sama-sama memiliki dedikasi untuk Islam, sehingga dalam menghadapi berbagai kekuatan dan pemikiran yang akan merusak jati diri Islam, mereka dapat bersatu padu dalam sebuah barisan yang kokoh dengan seluruh kekuatan yang mereka miliki bersama.

c. Pro-Kontra Seputar Pemikiran Qardhawi

Adalah merupakan salah satu sunnah Allah bahwa kehidupan manusia tidak akan ada yang mencapai kesempurnaan. Tidak ada seseorang yang ide-idenya akan selau mulus diterima tanpa reserve oleh berbagai kelompok. Begitu pula dengan usaha-usaha yang dilakuakan oleh Qardhawi, karena selain para pengagum yang selalu terperangah dengan ide-ide briliannya, ada juga kelompok lain yang harus ‘berfikir dua kali’ untuk menerima ide-idenya, bahkan ada pula yang mencurigai seluruh usahanya. Pada dasarnya kritikan yang disampaikan oleh siapa dan kepada siapa pun, akan sangat konstruktif jika dilakukan dengan cara-cara yang cerdas dan beradab, sehingga generasi yang akan datang, dapat belajar banyak dari mereka. Akan tetapi, semua itu akan menjadi preseden buruk bagi masa depan umat, jika dilakukan secara emosional dan penuh kecurigaan.

Pada konteks inilah kita akan memahami pihak-pihak yang berseberangan dengan Qardhawi. Di antara para ulama yang mengkritik Qardhawi dengan ilmu dan menghargai seluruh usahanya adalah Syaikh Nashiruddin al-Albani (peneliti hadits terbesar abad 20), Syaikh Abdullah bin Beh dan Syaikh Rasyid al-Ghanusi. Untuk mengkritik Qardhawi, Syaikh al-Albani, menulis sebuah buku yang berjudul Ghâyah al-Marâm fî Takhrîj Hadîts al-Halâl wa al-Harâm. Pada buku ini beliau berusaha meneliti (takhrîj) kesahihan hadis-hais yang digunakan Qardhawi dalam bukunya yang berjudul al-Halâl wa al-Harâm fî al-Islâm. Selain itu, menurut Isham Talimah, kelompok yang keras mengkritik pemikiran Qardhawi adalah mereka yang menamakan diri sebagai kaum Salafî. Ia telah menemukan ada oknum mereka yang menulis sebuah buku yang berjudul al-Qardhâwi fî al-Mîzân. Buku ini beredar luas di Sudi Arabia. Isham Talimah mengatakan, bahwa ia pernah bertanya mengenai persoalan ini kepada salah seorang pejabat Konsul Saudi Arabia di Qathar. Ternyata ia menjawab bahwa buku tersebut ditulis oleh seseorang yang tidak dikenal, karena ulama-ulama Saudi sangat respek terhadap pemikiran Qardhawi. Buku ini telah dijawab dengan ilmiah dan penuh tangung jawab oleh salah seorang mantan hakim Syari’ah Qathar, Syaikh Walid Hadi.

d. Penutup

Demikianlah pembacaan kami terhadap usaha dan karya ulama yang karya tulisnya telah mencapai ratusan ini. Apapun yang kami tangkap dan tuangkan pada tulisan sederhana ini adalah merupakan sebuah pandangan sederhana dari seseorang yang ingin berpihak kepada kebenaran dan ingin menjauhi sikap berat sebelah. Apapun hasilnya, Allah maha tahu terhadap mereka yang tulus membela agama-Nya dan Dia maha tahu pahala apa yang layak diberikan-Nya.

Wallâhu ‘Alam bi al-Shawâb.

Kairo, 22 Juni 2002 M, 11 Rabi’utsani 1423 H

DAFTAR REFERENSI

Al-Jauziyah, Ibn Qayyim. ‘Ilâm al-Muwâqi’în. (Dar al-Fikr: Beirut). 1976.

Busyra, Thariq. Syakhshiyat wa Qadhaya Mu’asharah. (Al-Hilal: Kairo). 2002.

Farhat, Muhamad Nur. al-Bahtsu ‘an al-‘Aql: Hiwâr ma’a fikr al-Hâkimiyah wa al-Naql. (Dar al-Hilâl: Kairo).1997.

Imarah, Muhammad. Dr. al-Madrasah al-Fikriyah: Madrasah al-Ihyâ wa al-Tajdîd. Dalam al-Muslim al-Mu’âshir, edisi ke-100, tahu ke-25 (Muharram-Rabi’ul Awwal 1422 H).

----------, Al-Shahwah. Dalam al-Mausu’ah al-Islamiyah al-‘Amah. Wazarah al-Auqaf:: Kairo. 2001.

Qardhawi, Yusuf. Dr. al-Shahwah al-Islâmiyyah baina al-Juhûd wa al-Tatharruf. Bank al-Taqwa. (tanpa kota). 1402 H.

----------, pada jurnal al-Muslim al-Mu’ashir yang berjudul: al-Fiqh al-Islami bain al- Ashalah wa al-Tajdid. Edisi 3 (rajab 1395/Juli 1975.

----------, Min Fiqh al-Daulah fî al-Islâm: Makânatuhâ, Ma’âlimuhâ, Thabî’atuhâ, Mauqifuhâ Min al-Dîmuqrâthiyah, wa al-Ta’addudiyyah wa al-Mar’ah wa Ghair al-Muslimîn. Dâr al-Syurûq: Kairo. 2001.

----------, Aulawiyat al-Harakah al-Islamiyah fi al-Marhalah al-Qadimah. Mu’assasah Risalah: Beirut. 1997.

---------, Al-Siyasah al-Syar’iyyah fi dhau’I nushuh al-Syari’ah wa maqashidiha. Maktabah Wahbah, Kairo. 1998. Halaman 228. Mu’assasah Risalah: Beirut. 1997.

----------, Min ajli Shahwah Rasyîdah. Dâr al-Syurûq: Kairo. 2001.

----------, Syari’ah al-Islam. A-Maktabah al-Islamiyah Beirut (tanpa tahun).

----------, AL-Ikhwan AL-Muslimun Sab’una ‘Aman fi al-Da’wah wa al-Tarbiyah wa al-Jihad. Maktabah Wahbah: Kairo 1999.

----------, Ummatuna baina Qarnai. Dâr al-Syurûq: Kairo. 2000.

Talimah, Isham. Al-Qardhawi Faqîhan. Dâr al-Tauzî Wa al-Nsyr al-Islâmiyah: Kairo. 2000.

Muhammad Imarah. al-Madrasah al-Fikriyah: Madrasah al-Ihyâ wa al-Tajdîd.

Dalam al-Muslim al-Mu’âshir, edisi ke-100, tahu ke-25

(Muharram-Rabi’ul Awwal 1422 H). Halaman. 9.

Thariq al-Busyra. Syakhshiyat wa Qadhaya Mu’asharah. (Al-Hilal:

Kairo). 2002. Halaman:78 dan 80.

Pada tahun ini, pada bulan yang sama di Mesir telah meningal tiga orang

ulama bear yang menjadi symbol kebesaran umat Islam Msir, yaitu: Ustadz

Khalid Muhammad Khalid, kemudian Syaikh Muhammad al-Ghazali, kemudian

Syaikh Jad al-Haq Ali Jad al-Haq (mantan Syaikh al-Azhar), kemudian Dr.

Ishmat Saif al-Daulah. Lihat Ibid. halaman: 111.

Lihat kisah ini pada tabloid mingguan Afaq Arabiyah. Kairo: 2002.

Yusuf Qardhawi. al-Shahwah al-Islâmiyyah baina al-Juhûd wa al-Tatharruf.

Bank al-Taqwa. (tanpa kota). 1402 H. Halaman: cover belakang.

Lihat Op.Cit.

Muhamad Nur Farhat. al-Bahtsu ‘an al-‘Aql: Hiwâr

ma’a fikr al-Hâkimiyah wa al-Naql. Dar al-Hilâl: Kairo.1997. Halaman: 269.

Lihat: Op. Cit.

Lihat: Ibid.

Isham Talimah. Al-Qardhawi Faqîhan. Dâr al-Tauzî Wa al-Nsyr

al-Islâmiyah: Kairo. 2000. Halaman: 99.

Lihat makalah Qardhawi pada jurnal al-Muslim al-Mu’ashir yang

berjudul: al-Fiqh al-Islami bain al- Ashalah wa al-Tajdid. Edisi 3

(rajab 1395/Juli 1975. hal. 55

Loc. Cit. Isham Talimah. hal. 99

Lihat: Ibid.

Lihat karya Qardhawi yang berjudul: Min Fiqh al-Daulah fî al-Islâm:

Makânatuhâ, Ma’âlimuhâ, Thabî’atuhâ, Mauqifuhâ Min al-Dîmuqrâthiyah, wa

al-Ta’addudiyyah wa al-Mar’ah wa Ghair al-Muslimîn. Dâr al-Syurûq:

Kairo. 2001.

Yusuf Qardhawi. Aulawiyat al-Harakah al-Islamiyah fi al-Marhalah

al-Qadimah. Mu’assasah Risalah: Beirut. 1997. Halaman: 26.

Yusuf Qardhawi. Al-Siyasah al-Syar’iyyah fi dhau’I nushuh al-Syari’ah wa

maqashidiha. Maktabah Wahbah, Kairo. 1998. Halaman 228. Mu’assasah

Risalah: Beirut. 1997. Halaman. 300.

Ibid. Halaman: 30.

Ibid. Halaman: 231.

Ibid. Halaman: 232. atau lebih tepat jika dilihat langsung pada

‘Ilâm al-Muwâqi’în karya Ibn Qayyim al-Jauziyah volume 3 halaman 14-15.

Yusuf Qardhawi. Min ajli Shahwah Rasyîdah. Dâr al-Syurûq:

Kairo. 2001. Halaman: 49. atau ashâlah wa tajdîd fi al-Fiqh

Jumat, 01 Oktober 2004
Arsil Ibrahim MA
Bahagianya Dekat Ulama Besar

Siapa tak kenal ulama besar Yusuf Qardhawi? Ulama Timur Tengah terkemuka saat ini yang tulisan dan buku-bukunya banyak dibaca umat Islam hampir di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Kenal dan bahkan bisa berdekatan dengan ulama besar seperti dia, tentu sebuah kebahagiaan tiada tara.

Arsil Ibrahim MA, Kepala SMA International Islamic Boarding School (IIBS), Cikarang, Jawa Barat, memiliki hubungan istimewa dengan ulama kenamaan tersebut. Bukan sekadar menerjemahkan tulisan dan buku-buku Yusuf Qardhawi, Arsil pun sempat beberapa lama melayani ulama kharismatik ini ketika berkunjung ke Malaysia selama beberapa tahun. ''Yang menarik, meskipun dikenal sebagai ulama besar, tapi justru dia lebih tahu kehidupan modern ketimbang saya,'' papar Arsil kepada Republika belum lama ini.

Suatu kali, Yusuf Qardhawi meminta Arsil menghidupkan lampu di kamar hotel bintang lima tempat ia menginap di Kuala Lumpur. Arsil bersusah payah mencari sakelar, namun tak menemukannya. Melihat itu, Yusuf Qardhawi tiba-tiba bertepuk tangan dan byar, lampu pun menyala. Sambil menebar senyum Qardhawi berkata, ''Hakaza nata'allamu minal hayati (beginilah kita belajar dari kehidupan, red),'' ujar Arsil menirukan kata-kata Qardhawi.

Bagaimana awal mula pria kelahiran Jambi 20 Oktober 1967 ini berkenalan dengan Qardhawi? Arsil mengatakan itu berawal ketika ia belajar di Internasional Islamic University of Islamabad, Pakistan. ''Kami banyak berkenalan dengan tokoh-tokoh besar, seperti Dr Abdullah Azzam dan Dr Yusuf Qardhawi,'' tuturnya. ''Qardhawi sering mengisi training di Islamabad dan saya sering ikut training itu. Bahkan Hasan Thurobi dari Sudan, turut datang melatih dan menyiapkan kader-kader yang hebat,'' ujar putra pasangan H Azra Ibrahim dan Khaerunnisa.

Ketika itu, papar Arsil, Pakistan menjadi sebuah kancah politik internasional. Perjuangan Islam sangat terasa kental. Tokoh-tokoh dari seluruh dunia datang ke sana bukan hanya untuk membantu perjuangan, tapi juga untuk menimba sesuatu dari pejuangan itu bagi dirinya sendiri. ''Saya senang sekali hidup di sana dan warna baru dalam kehidupan saya mulai terasa. Yusuf Qardhawi adalah idola saya dari dulu,'' tandas alumnus Pesantren Darunnajah tahun 1986.

Kedekatan Arsil dengan Qardhawi kian terasa ketika ia bekerja di sebuah penerbitan di Malaysia yang menerjemahkan buku-buku Yusuf Qardhawi. Terlebih, Arsil sering berkomunikasi dengan Qardhawi sewaktu ulama itu berkunjung ke Malaysia. ''Ada sembilan karya terbesar Qardhawi dan lima karya Syekh Muhammad Al-Ghazali yang saya terjemahkan selama tiga tahun bekerja di Malaysia.'' Ia pun mengaku meluangkan waktu delapan jam dalam sehari untuk menerjemahkan buku-buku Qardhawi tersebut.

Bagaimana Arsil bisa menikmati pekerjaan itu? Bagi Arsil menerjemahkan buku-buku Yusuf Qardhawi diibaratkan sama enaknya dengan makan kacang goreng. Mengingat bahasanya yang indah, pengetahuan penulisnya yang padat, dan wawasannya yang luas sekali. ''Setiap ayat, setiap kalimat merupakan masukan baru. Tidak ada yang merupakan ilmu lama. Saya merasakan kemantapan ilmu saya ketika banyak menerjemahkan buku Yusuf Qardhawi,'' paparnya. ''Waktu saya kenal Qardhawi, beliau berumur 73 tahun, sekarang sekitar 83 tahun lebih.''

Di mata kawan-kawan dan pembacanya, membaca buku terjemahan Arsil dinilainya sama seperti membaca karya aslinya. Antara satu judul dengan judul yang lain tetap nyambung, sinergi, dan relevan. Boleh jadi, kata Arsil, ini karena diterjemahkan oleh satu orang. Bukan seperti satu buku yang diterjemahkan oleh lima sampai enam orang, sehinga kadang-kadang antara satu judul dengan judul lain tak nyambung bahasanya. ''Terlebih jika penerjemahnya tidak menikmati sehingga yang membacanya pun tak dapat menikmati,'' urai Arsil yang mengetahui keluasan ilmu dan kemoderatan Qardhawi dari karya-karya dan perilakunya.

Keberhasilan Arsil menerjemahkan karya-karya ulama besar itu agaknya cukup membuat bangga. Pasalnya, berkat buku-buku terjemahan itu ia mengaku bisa berkenalan dengan Datuk Anwar Ibrahim, orang kedua di Malaysia kala itu. Dari perkenalan itulah Anwar bersedia memberi izin tinggal bagi Arsil dan keluarga, meski kesempatan itu sudah ditutup. ''Sangat sulit bagi siapa pun untuk mendapatkannya. Tapi, karena yang memberi Anwar Ibrahim, saya pun bisa meraihnya. Hanya dalam waktu dua minggu izin tinggal saya pun keluar, itu terjadi tahun 1997. Izin tinggal itu untuk selama-lamanya, tanpa visa, tanpa surat kerja, dan pasport,'' kata Arsil mengisahkan.

( damanhuri zuhri )

Fatwa Dr Yusuf Qardhawi:

WASIAT PALSU SYEKH AHMAD
Dr.
Yusuf Qardhawi


PERTANYAAN:

Pada suatu saat secara kebetulan saya menerima sepucuk surat dan setelah saya baca, saya merasa bingung mengenai isinya. Karena itu, saya mohon kesediaan Ustaz untuk menjelaskan isi surat tersebut, apakah benar atau tidak.

Surat tersebut ditandatangani oleh seorang fa'il khair (pembuat kebaikan, dermawan) yang berisi wasiat Syekh Ahmad, juru kunci makam (kubur) Rasulullah saw., yang ditujukan kepada segenap kaum muslimin di dunia timur maupun barat. Juga berisi macam-macam nasihat.

Pada bagian akhir surat tersebut dikatakan, "Di Bombay terdapat seseorang yang memperbanyak surat tersebut dan membagi-bagikannya kepada tiga puluh orang, lalu Allah memberikannya rezeki sebanyak dua puluh lima ribu rupiah; ada pula yang membagi-bagikannya lalu ia mendapat rezeki dari Allah sebanyak enam ribu rupiah. Sebaliknya, ada pula orang yang mendustakan wasiat tersebut, sehingga anaknya meninggal dunia pada hari itu."

Dalam surat tersebut dikatakan bahwa orang yang telah memperoleh dan membaca wasiat itu tetapi tidak menyebarkannya kepada orang lain, akan ditimpa musibah besar.

Bagaimanakah pendapat Ustaz mengenai masalah tersebut? Apakah benar atau tidak?



JAWABAN:

Memang ramai orang yang bertanya tentang wasiat tersebut. Dan sebenarnya kemunculan surat wasiat ini bukan saja baru-baru ini, tetapi saya telah melihatnya sejak puluhan tahun lalu. Surat tersebut dinisbatkan kepada seorang lelaki yang terkenal dengan sebutan Syekh Ahmad, juru kunci makam Rasulullah saw.

Untuk memastikan kebenaran berita yang disampaikan dalam surat tersebut, saya pernah menanyakan kepada orang-orang di Madinah dan di Hijaz. Saya mencari informasi mengenai orang yang disebut Syekh Ahmad itu beserta aktivitasnya. Dari informasi yang didapat, ternyata tidak ada seorang pun di Madinah yang pernah melihat dan mendengar berita mengenai Syekh Ahmad ini. Tetapi sayangnya, wasiat yang menyedihkan itu telah tersebar luas di negara-negara umat Islam.

Wasiat tersebut dengan segala isinya tidak ada arti dan nilainya sama sekali dalam pandangan agama. Di antara isi wasiat yang diasaskan pada pendapat Syeikh Ahmad yang katanya bermimpi bertemu Nabi saw. itu ialah tentang telah dekatnya hari kiamat.

Masalah berita kedekatan kiamat ini sebenarnya tidak perlu mengikuti pendapat Syeikh Ahmad atau Syeikh Umar, karena Al Qur'an telah mengatakan dengan jelas:

"... boleh jadi hari kebangkitan itu sudah dekat waktunya." (Al Ahzab: 63)

Begitu pula Nabi saw. telah bersabda:

"Aku dan hari kiamat diutus (secara berdekatan) seperti ini.
Beliau (mengatakan demikian) sambil memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengahnya." (Muttafaq 'alaih dari hadits Anas dan Sahl bin Sa'ad)

Hal lain dari isi wasiat itu ialah bahwa kaum wanita sekarang sudah banyak yang keluar rumah, dan banyak yang telah menyimpang dari agama. Masalah ini pun sebenarnya tidak perlu mengambil sumber dari mimpi-mimpi, karena kita sudah mempunyai kitab Allah dan sunnah Rasul yang sudah memuaskan untuk dijadikan pedoman. Allah berfirman:

"... Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan nikmat-Ku atas kamu, dan telah Kuridhai Islam menjadi agamamu ..." (Al Maa'idah: 3)

Orang yang beranggapan bahwa Din Islam yang telah disempurnakan Allah ini masih memerlukan keterangan yang diwasiatkan oleh orang yang tidak dikenal itu, berarti dia meragukan kesempurnaan dan kelengkapan Dinul Islam. Islam telah sempurna dan telah lengkap, tidak memerlukan wasiat apa pun.

Isi wasiat tersebut jelas memperlihatkan kebohongan dan kepalsuan wasiat tersebut. Sebab, pewasiat telah mengancam dan menakut-nakuti orang yang tidak mau menyebarluaskannya bahwa ia akan mendapat musibah dan kesusahan, anaknya akan mati, dan hartanya akan habis. Hal ini tidak pernah dikatakan oleh seorang manusia pun (yang normal pikirannya), terhadap kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. Tidak ada perintah bahwa orang yang membaca Al Qur'an harus menulisnya setelah itu kemudian menyebarluaskannya kepada orang lain; dan jika tidak, akan terkena musibah. Begitu pula tidak ada perintah bahwa orang yang membaca Shahih Bukhari harus menulisnya dan menyebarluaskannya kepada khalayak ramai, sebab kalau tidak, akan tertimpa musibah.

Kalau Al Qur'an dan Sunnah Rasul saja tidak begitu, maka bagaimana dengan wasiat yang penuh khurafat itu? Ini merupakan sesuatu yang tidak mungkin dibenarkan oleh akal orang muslim yang memahami Islam dengan baik dan benar.

Kemudian dalam wasiat tersebut dikatakan bahwa si Fulan di negeri ini dan ini karena telah menyebarluaskan wasiat tersebut ia mendapat rezeki sekian puluh ribu ringgit. Semua itu merupakan khurafat dan penyesatan terhadap umat Islam dari jalan yang benar dan dari mengikuti Sunnah serta peraturan Allah terhadap alam semesta.

Untuk memperoleh rezeki, ada sebab-sebabnya, ada jalan dan aturannya. Adapun bersandar kepada khayalan dan khurafat seperti dalam wasiat itu adalah merupakan usaha untuk menyesatkan dan meyelewengkan akal pikiran umat Islam.

Kita perlu menjaga dan mengawasi kaum muslimin agar tidak membenarkan dan percaya kepada khurafat seperti ini dan agar tidak mempunyai anggapan bahwa orang yang menyebarluaskan wasiat palsu tersebut akan mendapat syafaat dari Nabi saw. sebagaimana yang dikatakan oleh penulis surat yang batil itu.

Sesungguhnya syafaat Nabi saw. juga diperuntukkan bagi umatnya yang pernah melakukan dosa-dosa besar. Hal ini sudah disebutkan dalam hadits-hadits sahih (dan tidak perlu bersumberkan pada wasiat melalui mimpi; pent.) bahwa Rasulullah bersabda:

"Orang yang paling berbahagia akan memperoleh syafaatku pada hari kiamat ialah orang yang telah mengikrarkan laa ilaaha illallah dengan perasaan ikhlas dan lubuk hatinya." (HR Bukhari)

Kami mohon kepada Allah Azza wa Jalla semoga Ia berkenan menjadikan umat Islam mengerti tentang agama mereka. Semoga memberi petunjuk dan bimbingan kepada mereka ke jalan yang lurus, serta melindungi mereka agar tidak mempercayai berbagai khurafat, khayalan, dan kebatilan.

Buku baru Dr. Yusuf Qardhawi...

Judul: ALLAH SANG WUJUD, Hakikat atas Entitas Ciptaan-Nya

Isi: 183 hal. Soft cover
Penerbit: Risalah Gusti;
Terbitan: September 2004!

Harga: Rp 15.000,-

BEBAS ONGKOS KIRIM untuk Jakarta-Depok


SINOPSIS:

Keseluruhan buku ini difokuskan untuk menjawab satu pertanyaan paling
penting dalam agama Islam yang menyankut inti tauhid, yaitu wujud
(eksistensi) Allah.

Dr. Yusuf Qardhawi, membahas wujud Allah ini secara utuh dengan
menampilkan dalil naqli (al-Qur'an dan al-Hadis) dan dalil aqli yang
diambil dari penemuan-penemuan sains moderen mutakhir yang sangat
mendukung wujud Allah.

Selanjutnya, Yusuf Qardhawi membenturkan argumen-argumennya secara frontal
dengan ideologi-ideologi Barat (yang materialis, ateis, dan sekuler yang
menolak wujud Allah) guna membuktikan kesalahan dan cacat berpikir mereka.

Ditulis secara sistematis, padat dan enak dibaca, buku ini telah menjadi
buku ajar wajib yang sangat populer di berbagai negara Timur Tengah.

------------------

BUKU-BUKU BARU LAINNYA DI CORDOVA Books Agency:

1. HALAL DAN HARAM DALAM ISLAM

Oleh: Dr. Yusuf Qardhawi
Isi: 440 hal.
Hard cover
Penerbit: AKBAR (Juli 2004)

Harga: Rp 55.000,-


2. NASIHAT BAGI JIWA YANG MENCARI

Oleh : Al-Muhasibi
Isi : 112. Soft cover
Terbit: September 2004!
Penerbit: Risalah Gusti

Harga di toko: Rp 9.500,-

Al-Muhasibi (wafat 243 H) adalah syeikh dari al-Junaid al-Baghdadi,
dikenal dengan nama Muhasibi karena seringnya dalam melakukan introspeksi
diri, seorang imam dan menurut al-Ghazali termasuk pelopor pada bidang
kajian tentang "aib-aib dalam jiwa."


3. MENYUCIKAN JIWA, Konsep Ulama Salaf

Oleh : Dr. Ahmad Faried

Isi : 176 hal. Soft cover
Terbit: September 2004!
Penerbit: Risalah Gusti

Harga di toko: Rp 19.000,-

Dalam buku ini, Dr. Ahmad Faried menyajikan langkah-langkah untuk
membersihkan (tazkiyah) dan menyucikan (tathahhur) diri, melalui
tahapan-tahapan yang diulas dengan nuansa spiritual, tentang tobat, sabar,
ridha, cinta kepada Allah (mahabbah), dan uns (keintiman dengan
al-Mahbub).

Sebuah kajian yang terinspirasi dari sumber-sumber nilai Islam pertama,
oleh generasi sahabat dan tokoh-tokoh Salaf sekaliber Hasan al-Bashri,
Ibrahim bin Adham, Sufyan ats-Tsauri, Ibnu Qayyim, dan Ibnu Rajab
al-Hanbali.


4. EFISIENSI WAKTU, Konsep Islam

Oleh : Jasiem M. Badr al-Muthowi'

Isi : 194 hal. Soft cover
Terbit: September 2004!
Cetakan ketiga, Edisi Lengkap!
Penerbit: Risalah Gusti

Harga di toko: Rp 29.000,-

Dalam buku ini, penulis mencoba menawarkan metode "menguasai waktu" sesuai
konsep Islam dalam rangka meningkatkan kualitas keagaamaan kita.

Al-Qur'an dan Sunnah Rasul banyak menyebut betapa penting dn berartinya
makna "waktu". Tapi ironisnya, umat Islam belum mempergunakan waktu secara
optimal dan benar, baik untuk beribadah maupun bermuamalah.


5. Terbaru dari Robbani Press!

Judul buku: "KEINDAHAN AL-QUR'AN YANG MENAKJUBKAN"

(Buku bantu memahami Tafsir Fi Zhilalil Qur'an)

Penulis: Sayyid Quthb

Isi: 471 hal. Soft cover
Penerbit: Robbani Press (September 2004)

Harga: Rp 42.000,-

SINOPSIS:

Buku ini mengungkapkan suatu teori untuk pertama kalinya diungkap oleh
Sayyid Quthb. Yaitu teori tentang Tashwirul-Fanni (gambaran artistik) yang
menjadi ciri khas utama uslub (ungkapan) Al-Qur'an. Apa dan bagaimana
gambaran artistik yang dimaksudkan oleh Sayyid Quthb? Anda akan menemukan
jawabannya dalam buku ini.

Buku ini, oleh Sayyid Quthb juga dijadikan sebagai buku komplementer dalam
memahami Tafsir fi Zhilalil Qur'an. Sehingga di dalam Tafsir fi Zhilalil
Qur'an seringkali Sayyid Quthb meminta kepada para pembacanya untuk
merujuk buku ini. Karena tanpa merujuk buku ini, para pembaca Fi Zhilalil
Qur'an akan merasakan sesuatu yang kurang.

Untuk itu, ikuti dan simak kajian buku ini. Insya Allah akan memahaminya
sekaligus mendapatkan pengetahuan yang baru, disamping akan membantu anda
dalam berinteraksi dengan Al-Qur'an.

===================


BUKU-BUKU KARYA DR. YUSUF QARDHAWI, di CORDOVA Bookstore Online:

1. RETORIKA ISLAM (Khalifa, Al-Kautsar Group); terbit Mei 2004! Isi: 256
hal. Harga: Rp 32.000,-

2. FIKIH THAHARAH (Al-Kautsar); 431 hal (hardcover), Harga: Rp 48.000,-

3. MEMAHAMI KHAZANAH KLASIK, MAZHAB, DAN IKHTILAF (Penerbit AKBAR); 443
hal. Hard cover; Harga: Rp 53.900,-

3. KARAKTERISTIK ISLAM, Kajian Analitik (Risalah Gusti); 314 hal.
(softcover); Harga: Rp 34.000,-

3. FIKIH PRIORITAS, Urutan Amal yang Terpenting Dari yang Penting (Gema
Insani); 295 hal. (softcover); Harga: Rp 31.400,-

5. 100 Tanya Jawab Seputar HAJI, UMRAH dan KURBAN (Gema Insani); Rp 16.000,-

6. FIKIH TAYSIR, Metode Praktis Mempelajari Fikih (Al-Kaustar); Isi: 292
hal (softcover) Harga: Rp 28.000,-

7. FIQIH PRAKTIS, bagi Kehidupan Moderen (Gema Insani); Isi: 249 hal.
(soft cover); Harga: Rp 31.000,-

8. HUKUM ZAKAT (Litera Antar Nusa); Isi: 1.186 hal (hardcover); Harga: Rp
100.000,-

9. AL-QUR'AN MENYURUH KITA SABAR (Gema Insani); Harga: Rp 9.300,-

10. MUSLIMAH, Harapan dan Tantangan (Gema Insani); Buku saku ukuran kecil;
Isi: 61 hal. Harga: Rp 2.900,-

11. BUNGA BANK HARAM (Penerbit AKBAR); Isi: 175 hal. (soft cover); Harga:
Rp 15.500,-

12. NORMA DAN ETIKA EKONOMI ISLAM (Gema Insani); Isi: 257 hal. (soft
cover); Harga Rp 27.200,-

13. KENAPA KITA ISLAM (Gema Insani); Isi tipis; Harga: Rp 5.400,-

14.
PENGANTAR KAJIAN ISLAM, Studi Analitik Komprehensif tentang
Pilar-pilar Substansial, Karakteristik, Tujuan dan Sumber Acuan Islam;
(Pustaka Al-Kautsar); Isi: 382 hal. (softcover); Harga: Rp 30.000,-

15. HAKIKAT TAUHID dan FENOMENA KEMUSYRIKAN (Robbani Press); Isi: 166 hal
(softcover); Harga Rp 10.000,-

16. SABAR, Sifat Orang Beriman, Tafsir Tematik Al-Qur'an (Robbani Press);
Isi: 267 hal. Harga: Rp 18.000,-

17. FATWA-FATWA KONTEMPORER:

A. Jilid 1, 2, dan 3 terbitan Gema Insani; Harga @ Rp 99.500,- (Jilid 1
cet. 6, Jld 2 cet. 4, Jld 3 cet. 1)

B. Jilid 3 terbitan Pustaka Al-Kautsar, 1053 hal; Harga Rp 99.000,-

18. ALAM GAIB - Sikap Islam terhadap Ilham, Kasyaf, Mimpi, Jimat, Ramalan,
dan Mantra (Senayan Abadi); 228 hal. Cet. 1; Harga Rp 27.500,-

19. KONSEP ISLAM - Solusi Umat Bagi Umat (Senayan Abadi); 216 hal. Cet.
1; Harga Rp 41.500,-

20. MENUJU KESATUAN FIKRAH AKTIVIS ISLAM - Serial 20 Prinsip Hasan
al-Banna (Robbani Press); 233 hal. Harga: Rp 19.000,-

PEMIKIRAN SALAFI

Yang dimaksud dengan "Pemikiran Salafi" di sini ialah kerangka berpikir (manhaj fikri) yang tercermin dalam

pemahaman generasi terbaik dari ummat ini. Yakni para Sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka

dengan setia, dengan mempedomani hidayah Al-Qur'an dan tuntunan Nabi SAW.

Kriteria Manhaj Salafi yang Benar

Yaitu suatu manhaj yang secara global berpijak pada prinsip berikut :

Berpegang pada nash-nash yang ma'shum (suci), bukan kepada pendapat para ahli atau tokoh.

Mengembalikan masalah-masalah "mutasyabihat" (yang kurang jelas) kepada masalah "muhkamat"

(yang pasti dan tegas). Dan mengembalikan masalah yang zhanni kepada yang qath'i.

Memahami kasus-kasus furu' (kecil) dan juz'i (tidak prinsipil), dalam kerangka prinsip dan masalah

fundamental.

Menyerukan "Ijtihad" dan pembaruan. Memerangi "Taqlid" dan kebekuan.

Mengajak untuk ber-iltizam (memegang teguh) akhlak Islamiah, bukan meniru trend.

Dalam masalah fiqh, berorientasi pada "kemudahan" bukan "mempersulit".

Dalam hal bimbingan dan penyuluhan, lebih memberikan motivasi, bukan menakut-nakuti.

Dalam bidang aqidah, lebih menekankan penanaman keyakinan, bukan dengan perdebatan.

Dalam masalah Ibadah, lebih mementingkan jiwa ibadah, bukan formalitasnya.

Menekankan sikap "ittiba'" (mengikuti) dalam masalah agama. Dan menanamkan semangat "ikhtira'"

(kreasi dan daya cipta) dalam masalah kehidupan duniawi.

Inilah inti "manhaj salafi" yang merupakan khas mereka. Dengan manhaj inilah dibinanya generasi Islam

terbaik, dari segi teori dan praktek. Sehingga mereka mendapat pujian langsung dari Allah di dalam

Al-Qur'an dan Hadits-Hadits Nabi serta dibuktikan kebenarannya oleh sejarah. Merekalah yang telah

berhasil mentransfer Al-Qur'an kepada generasi sesudah mereka. Menghafal Sunnah. Mempelopori berbagai

kemenangan (futuh). Menyebarluaskan keadilan dan keluhuran (ihsan). Mendirikan "negara ilmu dan Iman".

Membangun peradaban robbani yang manusiawi, bermoral dan mendunia. Sampai sekarang masih tercatat

dalam sejarah.

Citra "Salafiah" Dirusak oleh Pihak yang Pro dan Kontra

Istilah "Salafiah" telah dirusak citranya oleh kalangan yang pro dan kontra terhadap "salafiah". Orang-orang

yang pro-salafiah - baik yang sementara ini dianggap orang dan menamakan dirinya demikian, atau yang

sebagian besar mereka benar-benar salafiyah - telah membatasinya dalam skop formalitas dan kontroversial

saja, seperti masalah-masalah tertentu dalam Ilmu Kalam, Ilmu Fiqh atau Ilmu Tasawuf. Mereka sangat

keras dan garang terhadap orang lain yang berbeda pendapat dengan mereka dalam masalah-masalah kecil

dan tidak prinsipil ini. Sehingga memberi kesan bagi sementara orang bahwa manhaj Salaf adalah metoda

"debat" dan "polemik", bukan manhaj konstruktif dan praktis. Dan juga mengesankan bahwa yang dimaksud

dengan "Salafiah" ialah mempersoalkan yang kecil-kecil dengan mengorbankan hal-hal yang prinsipil.

Mempermasalahkan khilafiah dengan mengabaikan masalah-masalah yang disepakati. Mementingkan

formalitas dan kulit dengan melupakan inti dan jiwa.

Sedangkan pihak yang kontra-salafiah menuduh faham ini "terbelakang", senantiasa menoleh ke belakang,

tidak pernah menatap ke depan. Faham Salafiah, menurut mereka, tidak menaruh perhatian terhadap masa

kini dan masa depan. Sangat fanatis terhadap pendapat sendiri, tidak mau mendengar suara orang lain.

Salafiah identik dengan anti pembaruan, mematikan kreatifitas dan daya cipta. Serta tidak mengenal moderat

dan pertengahan.

Sebenarnya tuduhan-tuduhan ini merusak citra salafiah yang hakiki dan penyeru-penyerunya yang asli.

Barangkali tokoh yang paling menonjol dalam mendakwahkan "salafiah" dan membelanya mati-matian pda

masa lampau ialah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah beserta muridnya Imam Ibnul-Qoyyim. Mereka inilah orang

yang paling pantas mewakili gerakan"pembaruan Islam" pada masa mereka. Karena pembaruan yang

mereka lakukan benar-benar mencakup seluruh disiplin ilmu Islam.

Mereka telah menumpas faham "taqlid", "fanatisme madzhab" fiqh dan ilmu kalam yang sempat mendominasi

dan mengekang pemikiran Islam selama beberapa abad. Namun, di samping kegarangan mereka dalam

membasmi "ashobiyah madzhabiyah" ini, mereka tetap menghargai para Imam Madzhab dan memberikan

hak-hak mereka untuk dihormati. Hal itu jelas terlihat dalam risalah "Raf'l - malaam 'anil - A'immatil A'lam"

karya Ibnu Taimiyah.

Demikian gencar serangan mereka terhadap "tasawuf" karena penyimpangan-penyimpangan pemikiran dan

aqidah yang menyebar di dalamnya. Khususnya di tangan pendiri madzhab "Al-Hulul Wal-Ittihad"

(penyatuan). Dan penyelewengan perilaku yang dilakukan para orang jahil dan yang menyalahgunakan

"tasawuf" untuk kepentingan pribadinya. Namun, mereka menyadari tasawuf yang benar (shahih). Mereka

memuji para pemuka tasawuf yang ikhlas dan robbani. Bahkan dalam bidang ini, mereka meninggalkan

warisan yang sangat berharga, yang tertuang dalam dua jilid dari "Majmu' Fatawa" karya besar Imam Ibnu

Taimiyah. Demikian pula dalam beberapa karangan Ibnu-Qoyyim. Yang termasyhur ialah "Madarijus Salikin

syarah Manazil As-Sairin ila Maqomaat Iyyaka Na'budu wa Iyyaka Nasta'in", dalam tiga jilid.

Mengikut Manhaj Salaf Bukan Sekedar Ucapan Mereka

Yang pelu saya tekankan di sini, mengikut manhaj salaf, tidaklah berarti sekedar ucapan-ucapan mereka

dalam masalah-masalah kecil tertentu. Adalah suatu hal y ang mungkin terjadi, anda mengambil

pendapat-pendapat salaf dalam masalah yang juz'i (kecil), namun pada hakikatnya anda meninggalkan

manhaj mereka yang universal, integral dan seimbang. Sebagaimana juga mungkin, anda memegang teguh

manhaj mereka yang kulli (universal), jiwa dan tujuan-tujuannya, walaupun anda menyalahi sebagian

pendapat dan ijtihad mereka.

Inilah sikap saya pribadi terhadap kedua Imam tersebut, yakni Imam Ibnu Taimiyah dan Ibnul-Qoyyim. Saya

sangat menghargai manhaj mereka secara global dan memahaminya. Namun, ini tidak berarti bahwa saya

harus mengambil semua pendapat mereka. Jika saya melakukan hal itu berarti saya telah terperangkap dalam

"taqlid" yang baru. Dan berarti telah melanggar manhaj yang mereka pegang dan perjuangkan sehingga

mereka disiksa karenanya. Yaitu manhaj "nalar" dan "mengikuti dalil". Melihat setiap pendapat secara

obyektif, bukan memandang orangnya. Apa artinya anda protes orang lain mengikut (taqlid) Imam Abu

Hanifah atau Imam Malik, jika anda sendiri taqlid kepada Ibnu Taimiyah atau Ibnul-Qoyyim

Juga termasuk menzalimi kedua Imam tersebut, hanya menyebutkan sisi ilmiah dan pemikiran dari hidup

mereka dan mengabaikan segi-segi lain yang tidak kalah penting dengan sisi pertama. Sering terlupakan sisi

Robbani dari kehidupan Ibnu Taimiyah yang pernah menuturkan kata-kata: "Aku melewati hari-hari dalam

hidupku dimana suara hatiku berkata, kalaulah yang dinikmati ahli syurga itu seperti apa yang kurasakan,

pastilah mereka dalam kehidupan yang bahagia".

Di dalam sel penjara dan penyiksaannya, beliau pernah mengatakan: "Apa yang hendak dilakukan musuh

terhadapku? Kehidupan di dalam penjara bagiku merupakan khalwat (mengasingkan diri dari kebisingan

dunia), pengasingan bagiku merupakan rekreasi, dan jika aku dibunuh adalah mati syahid".

Beliau adalah seorang laki-laki robbani yang amat berperasaan. Demikian pula muridnya Ibnul-Qoyyim. Ini

dapat dirasakan oleh semua orang yang membaca kitab-kitabnya dengan hati yang terbuka.

Namun, orang seringkali melupakan, sisi "dakwah" dan "jihad" dalam kehidupan dua Imam tersebut. Imam

Ibnu Taimiyah terlibat langsung dalam beberapa medan pertempuran dan sebagai penggerak. Kehidupan dua

tokoh itu penuh diwarnai perjuangan dalam memperbarui Islam. Dijebloskan ke dalam penjara beberapa

kali. Akhirnya Syaikhul Islam mengakhiri hidupnya di dalam penjara, pada tahun 728 H. Inilah makna

"Salafiah" yang sesungguhnya.

Bila kita alihkan pandangan ke zaman sekarang, kita temukan tokoh yang paling menonjol mendakwahkan

"salafiah", dan paling gigih mempertahankannya lewat artikel, kitab karangan dan majalah pembawa missi

"salafiah", ialah Imam Muhammad Rasyid Ridha. Pem-red majalah "Al-Manar' yang selama kurun waktu tiga

puluh tahun lebih membawa "bendera" salafiah ini, menulis Tafsir "Al-Manar" dan dimuat dalam majalah yang

sama, yang telah menyebar ke seluruh pelosok dunia.

Rasyid Ridha adalah seorang "pembaharu" (mujaddid) Islam pada masanya. Barangsiapa membaca

"tafsir"nya, sperti : "Al-Wahyu Al-Muhammadi", "Yusrul-Islam", "Nida' Lil-Jins Al-Lathief", "Al-Khilafah",

"Muhawarat Al-Mushlih wal-Muqollid" dan sejumlah kitab dan makalah-makalahnya, akan melihat bahwa

pemikiran tokoh yang satu ini benar-benar merupakan "Manar" (menara) yang memberi petunjuk dalam

perjalanan Islam di masa modern. Kehidupan amalinya merupakan bukti bagi pemikiran "salafiah"nya.

Beliaulah yang merumuskan sebuah kaidah "emas" yang terkenal dan belakangan dilanjutkan Imam Hasan

Al-Banna. Yaitu kaidah :

"Mari kita saling bekerja sama dalam hal-hal yang kita sepakati. Dan mari kita saling

memaafkan dalam masalah-masalah yang kita berbeda pendapat."

Betapa indahnya kaidah ini jika dipahami dan diterapkan oleh mereka yang meng-klaim dirinya sebagai

"pengikut Salaf".

(disalin dari buku "Aulawiyaat Al Harokah Al Islamiyah fil Marhalah Al Qodimah" karya Dr.Yusuf Al

Qordhowi, edisi terjemahan Penerbit Usamah Press)

Date: Mon, 25 Oct 1999 08:42:47 +0700

Fa>rwosm9:9 @"iAnbduo sAalt .Fnaetti.hi"d <

Ti>os:- l"aIms@liasmniect .Noertgwork Discussion" <

Visi Hukum dalam Sunnah Nabi Saw

Pendahuluan

Sunnah Nabi yang suci telah menghadapi gempuran dari para hamba pemikiran Barat. Mereka, dengan

sekuat tenaga dan upaya berusaha membunuh dan mematikannya. Beragam cara mereka lakukan, dan

beragam jalan mereka tempuh, untuk mencapai tujuan itu.

Ada yang berusaha mengembangkan sikap skeptis terhadap sunnah. Yaitu dengan meragukan keabsahan

seluruh sunnah, atau sunnah yang terucapkan saja --dan ini adalah bentuk sunnah yang terbesar-- atau juga

meragukan periwayat-periwayat yang masyhur, seperti Abu Hurairah r.a.

Ada yang berusaha meragukan keabsahan sunnah sebagai sumber hukum Islam dan pembentukan

ajarannya. Mereka berkata, kita cukup berpegang kepada Al Quran saja!.

Adapula yang berusaha menghancurkan sunnah dengan sunnah sendiri. Yaitu dengan mengambil sebagian

hadist dan meletakkannya bukan pada tempatnya. Kemudian dijadikan sebagai dalil bagi apa yang tidak

sesuai dengan kandungan sunnah itu sendiri.

Hadits yang Diletakkan Bukan Pada Tempatnya

Di antara hadits-hadits yang diletakkan bukan pada tempatnya, dan digunakan untuk tujuan yang buruk,

adalah: Hadits masyhur yang diriwayatkan oleh Muslim dalam masalah pembuahan pohon kurma. Hadits itu,

dalam sebagian riwayat berbunyi:

"Kalian lebih tahu tentang perkara dunia kalian." [Hadist ini diriwayatkan oleh Muslim dalam

kitab Sahih-nya, dalam kitab Al Fadlail, dari riwayat Thalhah, Rafi` bin Khudaij, A`isyah, dan

Anas r.a. (hadist-hadist no. 2361-2363) dari Shahih Muslim, tahqiq Muhammad Fu'ad Abdul

Baqy. Akan disebutkan riwayatnya secara lengkap pada halaman selanjutnya]

Sebagian dari mereka ada yang berusaha menafikan adanya sistem politik dalam Islam secara total, dengan

berdasarkan hanya satu hadits ini saja. Karena, menurut mereka, masalah politik, baik pokok maupun

parsialnya, adalah urusan duniawi kita, maka otomatis kita lebih tahu tentangnya. Wahyu tidak mempunyai

kompetensi untuk memberikan aturan dan petunjuk dalam masalah ini. Bagi mereka, Islam adalah agama

tanpa negara, dan aqidah tanpa syari`ah!.

Sebagian yang lain berusaha menafikan adanya sistem ekonomi dalam Islam, juga dengan bersandarkan pada

satu hadits ini!. Seorang sahabat pernah berdialog denganku pada seperempat abad yang lalu. Ia menafikan

Islam mempunyai teori ekonomi, baik secara hukum, aturan dan praktek. Salah satu landasannya yang paling

kuat adalah hadits ini. Aku telah merekam dialog tersebut, dan aku sebutkan dalil-dalil yang ia

pergunakan--lebih tepatnya alasan-alasan yang dibuat-buat--, kemudian aku bantah semua dalil-dalil itu

pada salah satu buku yang aku tulis.

Yang terpenting, ada sebagian orang yang ingin menghancurkan seluruh hadits-hadits yang tercatat dalam

kitab-kitab hadits, yang mengatur masalah perdagangan, mu`amalah, hubungan sosial, ekonomi dan politik

hanya dengan satu hadits ini saja. Seakan-akan Rasulullah Saw. mensabdakan hadits ini untuk menasakh

'menghapus' seluruh sabda, perbuatan dan persetujuannya yang lain, yang tercatat sebagai hadits yang suci!.

Sikap ekstreem sebagian manusia ini mendorong seorang ulama besar, seperti muhaddits Syeikh Ahmad

Syakir, memberikan komentar atas hadits ini, dalam Musnad Imam Ahmad [Lihat: Komentar atas hadits

nomor 1395 dari kitab Musnad Ahmad, dengan tahqiq Ahmad Muhammad Syakir, cet. Daar Ma`arif.] Ia

berkata: "Hadits ini telah didengung-dengungkan oleh orang-orang atheis Mesir dan orang-orang yang

terbaratkan, seperti para budak orientalis dan murid para missionaris, sebagai dalil untuk menyerang ahli

sunnah dan orang-orang yang mendukung sunnah, serta orang-orang yang bergelut dalam bidang syari`ah

Islam. Mereka berusaha menghapus seluruh sunnah, dan mengingkari syari`ah Islam, dalam mengatur

mu`amalah, tatanan sosial, dan sebagainya. Mereka berpendapat bahwa semua itu adalah urusan dunia.

Dengan berdasarkan pada hadist yang diriwayatkan oleh Anas:

"Kalian lebih tahu tentang urusan dunia Kalian". Allah SWT lebih tahu bahwa mereka tidak mempercayai

pokok agama, ketuhanan dan risalah kenabian. Serta dalam diri mereka tidak mempercayai Al Quran.

Jikapun dari mereka itu ada yang beriman, maka ia hanya berimana di ujung lidahnya saja, sedangkan

hatinya mengimani yang sebaliknya. Mereka tidak beriman dengan sepenuh keyakinan, namun semata

karena taklid dan takut saja. Maka jika ada suatu kandungan syari`ah Islam, Al Quran dan sunnah yang

bertentangan dengan apa yang mereka pelajari di Mesir atau di Eropa, mereka tanpa ragu-ragu

mengagungkan dan memihak kepada apa yang ada di Eropa. Mereka segera memilih apa yang mereka

pelajari dari guru-guru mereka, dan apa yang disenangi oleh hati mereka!. Kemudian, setelah itu, mereka

menisbahkan diri mereka, atau orang menisbahkan mereka kepada Islam !!.

Hadits tersebut amat jelas, tidak bertentangan dengan Al Quran, dan tidak menjadi landasan untuk

menafikan sunnah sebagai sumber hukum dalam segala urusan. Karena hadits tersebut datang dalam masalah

pembuahan kurma. Ketika, pada suatu saat Rasulullah Saw. Bersabda: "Aku pikir, perbuatan itu tidak akan

menghasilkan apa-apa". Sabda Rasulullah Saw. tersebut tidak bermuatan larangan atau perintah. Dan tidak

sedang menyampaikan pesan dari Allah SWT Serta beliau tidak menjadikannya sebagai sunnah, sehingga

maknanya terus meluas dan menjadi landasan untuk merobohkan pokok syari`ah Islam."

Makna: "Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian"

Maka, apa makna hadits ini: "Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian?"

Maknanya amat jelas. Yaitu agama tidak turut campur dalam urusan-urusan manusia yang didorong oleh

insting dan kebutuhan duniawinya. Kecuali jika telah terjadi sikap berlebihan, mengurangi atau

penyimpangan. Dan agama akan turut campur tangan untuk mengaitkan seluruh gerak manusia --yang

bersipat insting atau biasa-- dengan tujuan-tujuan Rabbaniah yang luhur serta akhlak yang mulia. Kemudian

memberikan tuntunan etika kemanusian yang luhur dalam melaksanan semua tugas tersebut, sehingga

membedakan manusia dari hewan.

Kami akan berikan beberapa contoh tentang perkara keduniaan, serta sikap Islam terhadapnya.

1. Perang

Perang, Misalnya. Islam datang menentukan tujuan-tujuan berperang, memerintahkan manusia untuk bersiap

menghadapi peperangan, bersikap waspada terhadap musuh, serta menyiapkan segala kekuatan untuk itu.

Seperti firman Allah SWT

"Hai orang-orang yang beriman, bersiap-siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran)

berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama! ". ( QS. An-Nisa: 71)

"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari

kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan

musuh Allah dan musuhmu ". ( QS. Al Anfal: 60 )

"Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu

mereka menyerbu kamu dengan sekaligus". ( QS. An-Nisa: 102)

Dan sabda Rasulullah Saw:

"Ketahuilah, kekuatan adalah dalam memanah (menombak, menembak)." [Hadits ini

diriwayatkan oleh Muslim dari hadits `Uqbah bin `Amir, dalam kitab Al Imarah dengan nomor:

1917]

"Barangsiapa telah belajar memanah [menombak, menembak] kemudian ia melupakannya,

berarti ia telah kufur ni`mat." [Hadits ini diriwayatkan oleh Daud, An-Nasai, dan Hakim

mensahihkannya serta disetujui oleh Adz-Dzahabi. Seperti tertulis dalam Al Mustadrak 2/95

dari hadits `Uqbah bin `Amir. Lihatlah buku kami: Al Muntaqa min at-Targhib wa at-Tarhib"

juz 1 hal. 361-62]

"Barangsiapa yang berperang untuk meninggikan kalimat Allah, maka ia berada di jalan Allah."

[Hadits muttafaq alaih. Lihat: Al-Lu'lu wa al Marjan fima ittafaqa Syaikhan, Muhammad Fu'ad

Abdul Baqi 1243, 1244. Yaitu dari hadits Abi Musa]

Serta memberikan landasan etika yang harus diikuti dalam berperang:

"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu

melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui

batas". ( QS. Al Baqarah: 190). Dalam hadits:

"Janganlah kalian bersikap tidak jujur (dalam masalah ghanimah), jangan pula berhianat, dan

jangan menghancurkan mayat musuh, serta jangan pula membunuh anak kecil ... dst." [Hadits

diriwayatkan oleh Muslim dari hadits Buraidah dalam kitab Al Jihad, no. 1331]

Sedangkan masalah macam senjata yang digunakan dalam berperang, cara membuatnya, serta bagaimana

mempergunakannya dan lainnya, semua itu bukan urusan agama. Tetapi menjadi urusan dan tanggungjawab

menteri pertahanan serta pimpinan angkatan bersenjata.

Pada suatu masa, senjata yang digunakan adalah pedang, tombak dan panah. Pada masa selanjutnya

manjanik (alat pelontar batu dan bara api, penj). Kemudian berkembang menjadi senjata api dan mortir.

Sementara pada masa berikutnya menggunakan bom dan peluru kendali.

Pada suatu masa, tentara menggunakan kuda. Pada waktu lain menggunakan gajah. Dan pada masa

berikutnya menggunakan tank, kapal udara atau kendaraan luar angkasa.

Tuntunan agama bagi peperangan pada era kuda, sama dengan tuntunannya bagi peperangan luar angkasa.

Tujuannya sama: Yaitu untuk meninggikan kalimat Allah". Adabnya sama. Yaitu:

"... dan janganlah kalian berhianat serta jangan pula menghancurkan mayat musuh."

"... dan janganlah kalian berlebihan, karena Allah tidak menyukai orang yang bersikap

berlebihan".

Persiapan kekuatan semampu mungkin, bersikap waspada terhadap musuh, serta melatih umat, juga sama.

Alat-alat dan perangkat dapat berubah, sementara ajaran dan tujuannya adalah tetap.

2. Pertanian

Contoh lain adalah pertanian.

Islam mendorong untuk memperhatikan profesi pertanian. Dan menjanjikan kepada para petani ganjaran

yang paling baik di sisi Allah SWT

"Setiap muslim yang menanam suatu tanaman atau suatu tumbuhan, kemudian tanamannya itu

dimakan oleh burung, manusia atau hewan, maka itu akan menjadi sadaqah baginya." [Hadits

ini diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam kitab Al Muzara`ah, dan oleh Muslim dalam kitah Al

Masaqah, dari hadits Anas. Lihat: Al-Lu'lu wa al Marjan fima Ittafaqa Alaihi Asy-Syaikhan,

Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, juz 2 no. 1001]

Akan tetapi agama tidak turut campur untuk mengajarkan manusia bagaimana menanam, apa yang ditanam,

kapan menanam, dengan apa menamam, dan dengan apa mengairi tanamannya itu. Apakah dengan timba,

atau dengan alat mekanik, dengan pengairan tradisional, dengan spray atau dengan cara lainnya.

Agama tidak turut campur dalam masalah ini dan bukan bidangnya. Ini adalah urusan kementrian pertanian

dan instansi yang berkaitan!.

Alat pertanian telah berkembang dengan pesat. Dimulai dari alat pertanian yang ditarik kerbau menjadi mesin

mekanik. Cara dan alat pengairanpun telah berubah, dari ember-ember yang berputar menjadi alat-alat

mekanik modern. Dari pengairan dengan cara dialirkan menjadi penyemprotan dengan spray. Namun, itu

semua tidak merubah sikap dan ajaran agama yang telah tetap.

3. Pengobatan

Contoh lainnya, untuk menambah kejelasan, adalah tentang pengobatan. Sejak zaman baheula manusia

memahami penyakit sebagai suatu takdir yang diberikan Allah SWT kepada manusia. Dan, apa yang telah

ditakdirkan oleh Allah pasti akan terjadi, dengan demikian apa manfaat berobat? Nabi Saw. memperhatikan

hal ini, dan menjelaskan kepada manusia bahwa penyakit adalah dari Allah, dan obat juga dari Allah SWT

"Wahai hamba Allah: Berobatlah, karena Allah tidak hanya menurunkan penyakit, namun juga

menurunkan obat. Kecuali bagi satu penyakit ini: Tua." [Hadits diriwayatkan oleh Ahmad dan

penulis kitab sunan yang lain, serta Ibnu Hibban dan Hakim dari Usamah bin Syarik. Seperti

terdapat dalam kitab Al Jami` Shagir wa Ziadatuhu, no. 9734]

"Allah tidak hanya menurunkan penyakit, namun juga menurunkan obat." [Hadits ini

diriwayatkan oleh Bukhari dan Ibnu Majah dari Ibnu Mas`ud, seperti tertulis dalam kitab Al

Jami` ash-Shagir, no. 5558]

"Allah tidak menjadikan kesembuhan kalian pada barang yang diharamkan atasmu." [Hadits ini

diriwayatkan oleh Al Bukhari dari Ibnu Mas`ud secara mauquf dan mu`allaq, dalam Ath-Thibb.

Kemudian Ibnu Syaibah menyambungnya dan sanadnya sahih]

Rasulullah Saw. pernah ditanya tentang berobat: Apakah berobat akan merubah qadar yang telah

ditentukan?. Rasulullah Saw. Menjawab:

"Ia juga termasuk qadar Allah.." [Hadits ini diriwayatkan oleh Tirmizi dalam bab-bab Ath-Thib

no. 2066, cet. Himsha, ia berkata: Hadits ini hasan. Juga ia tulis dalam bab Al Qadar, no.

2149. Oleh Ibnu Majah dalam Ath-Thib no. 3437. Ahmad dalam Al Musnad 3/421. Serta Al

Hakim dalam Al Mustadrak 4/199 dan 402 dan ia mensahihkannya. Dan Albani mensahihkan

hadits ini dalam mentakhrijkan bukuku Musykilat Al Faqr Wa Kaifa `Alajaha al Islam, no. 11]

Dengan demikian, segera dapat dipahami, bahwa Rasulullah Saw. menganjurkan untuk memelihara pisik dan

menjaganya dari seluruh penyakit. Karena pisik adalah bekal orang mu'min untuk berjihad dan untuk

menunaikan kewajibannya kepada Rabb-nya, dirinya, keluarga dan masyarakat seluruhnya.

Sedangkan masalah obat. Apa obat itu? Bagaimana membuatnya? Dari bahan apa? Berapa ukurannya? Dan

seterusnya... semua itu bukan urusan agama. Namun urusan dan tanggungjawab kementrian kesehatan serta

instansi yang berkaitan.

Namun anjuran agama untuk berobat, serta tidak berobat dengan barang yang haram terus berlaku. Dan

perintah untuk memelihara tubuh juga terus berjalan, tidak terhapus atau tergantikan.

Inilah pengertian dari hadits: "Kalian lebih tahu tentang urusan Kalian". Bukan maksudnya mengucilkan

agama dari kehidupan duniawi.

Dari buku: Sunnah Rasul: Sumber Ilmu Pengetahuan dan Peradaban

Penulis: Dr. Yusuf al Qaradhawi

Penerbit: Gema Insani Press, Jakarta

Penerjemah: Abdul Hayyie al Kattani dan Abduh Zulfidhar AKAHA

Tahun terbit: 1998

Berinteraksi dengan Al Qur'an

Dr. Yusuf al Qaradhawi

"Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al Qur'an) dan

Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya; sebagai bimbingan yang lurus, untuk

memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira

kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan

mendapat pembalasan yang baik, mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya." ( Al

Kahfi: 1-3)

Salawat serta salam bagi Nabi yang mu'jizatnya Al Qur'an, imamnya Al Qur'an, akhlaqnya Al Qur'an, dan

penghias dadanya, cahaya hatinya juga penghilang kesedihannya adalah Al Qur'an: Nabi Muhammad bin

Abdullah, dan keluarganya serta para sahabatnya, yang beriman dengannya, mendukung dan membantunya,

serta mengikuti cahaya yang diturunkan kepadaanya, mereka adalah orang-orang yang beruntung, dan

seluruh orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat.

Amma ba'du:

Rabb kita telah memberikan kemuliaan kepada kita --sebagai kaum Muslimin-- dengan menganugerahkan

kitab suci yang terbaik yang diturunkan kepada manusia. Rabb kita juga, telah memuliakan kita dengan

mengutus nabi yang terbaik yang pernah diutus kepada manusia. Sesuai firman Allah SWT:

"Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat

sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya?" (Al Anbiyaa: 10).

Kitalah, kaum muslimin, satu-satunya umat yang memeliki manuskrip langit yang paling autentik, yang

mengandung firman-firman Allah SWT yang terakhir, yang diberikan untuk menjadi petunjuk bagi umat

manusia. Dan anugerah itu terus terpelihara dari perubahan dan pemalsuan kata maupun makna. Karena

Allah SWT. telah menjamin untuk memeliharanya, dan tidak dibebankan tugas itu kepada siapapun dari

sekalian makhluk-Nya:

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar

memeliharanya." (Al Hijr: 9).

Al Qur'an adalah kitab Ilahi seratus persen: "(Inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun

dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha

Bijaksana lagi Maha Tahu." (Huud: 1)

"Dan sesungguhnya Al Qur'an itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al

Qur'an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang

Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji." ( Fush-shilat: 41-42)

Tidak ada di dunia ini, suatu kitab, baik itu kitab agama atau kitab biasa, yang terjaga dari perubahan dan

pemalsuan, kecuali Al Qur'an. Tidak ada seorangpun yang dapat menambah atau mengurangi satu hurup-pun

darinya.

Ayat-ayatnya dibaca, didengarkan, dihapal dan dijelaskan, sebagaimana bentuknya saat diturunkan oleh

Allah SWT kepada nabi Muhammad Saw, dengan perantaraan ruh yang terpercaya (Jibril).

Al Quran berisikan seratus empat belas surah. Seluruhnya dimulai dengan basmalah

(bismillahirrahmanirrahim). Kecuali satu surah saja, yaitu surah at Taubah. Ia tidak dimulai dengan basmalah.

Dan tidak ada seorang pun yang berani untuk menambahkan basmalah ini pada surah at Taubah, baik

dengan tulisan atau bacaan. Karena, dalam masalah Al Qur'an ini, tidak ada tempat bagi akal untuk campur

tangan.

Perhatian kaum muslimin terhadap Al Quran sedemikian besarnya, hingga mereka juga menghitung

ayat-ayatnya --bahkan kata-katanya, dan malah hurup-hurupnya--. Maka bagaimana mungkin seseorang

dapat menambah atau mengurangi suatu kitab yang dihitung kata-kata dan hurup-hurupnya itu?!

Tidak ada di dunia ini suatu kitab yang dihapal oleh ribuan dan puluhan ribu orang, di dalam hati mereka,

kecuali Al Qur'an ini, yang telah dimudahkan oleh Allah SWT untuk diingat dan dihapal. Maka tidak aneh

jika kita menemukan banyak orang, baik itu lelaki maupun perempuan, yang menghapal Al Qur'an dalam

mereka. Ia juga dihapal oleh anak-anak kecil kaum Muslimin, dan mereka tidak melewati satu hurup-pun

dari Al Qur'an itu. Demikian juga dilakukan oleh banyak orang non Arab, namun mereka tidak melewati satu

hurup-pun dari Al Qur'an itu. Dan salah seorang dari mereka, jika Anda tanya: "siapa namamu?" --dengan

bahasa Arab-- niscaya ia tidak akan menjawab! (Karena tidak paham bahasa Arab!, penj.). Ia menghapal

Kitab Suci Rabbnya semata untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, meskipun ia tidak

memahami apa yang ia baca dan ia hapal, karena ia tertulis dengan bukan bahasanya.

Al Qur'an tidak semata dijaga makna-makna, kalimat-kalimat serta lafazh-lafazhnya saja, namun juga cara

membaca dan makhraj hurup-hurupnya. Seperti kata mana yang harus madd (panjang), mana yang harus

ghunnah (dengung), izhhar (jelas), idgham (digabungkan), ikhfa (disamarkan) dan iqlab (dibalik). Atau seperti

yang digarap oleh suatu ilmu khusus yang dikenal dengan "ilmu tajwid Al Qur'an".

Hingga rasam (metode penulisan) Al Qur'an, masih tetap tertulis dan tercetak hingga saat ini, seperti tertulis

pada era khalifah Utsman bin Affan r.a., meskipun metode dan kaidah penulisan telah berkembang jauh.

Hingga saat ini, tidak ada suatu pemerintah muslim atau suatu organisasi ilmiah pun, yang berani merubah

metode penulisan Al Qur'an itu, dan menerapkan kaidah-kaidah penulisan yang berlaku bagi seluruh buku,

media cetak, koran dan lainnya yang ditulis dan dicetak, bagi Al Qur'an.

Allah SWT menurunkan Al Qur'an untuk memberikan kepada manusia tujuan yang paling mulia, dan jalan

yang paling lurus.

"Sesungguhnya Al Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus." (Al Israa:

9)

"Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan.

Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan

keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita

kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang

lurus." ( Al Maaidah: 15-16)

Al Qur'an adalah "cahaya" yang dianugerahkan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya, di samping cahaya

fithrah dan akal:

"Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis)." (An Nuur: 35). Dan Al Qur'an mendeskripsikan

dirinya sendiri sebagai cahaya, dalam banyak ayat.

Seperti dalam firman Allah SWT:

"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu,

(Muhammad dengan mu'jizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang

benderang (Al Qur'an)." (An Nisaa: 174)

"Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al Qur'an) yang

telah Kami turunkan." (At Taghaabun: 8).

Dan berfirman kepada para sahabat Rasulullah Saw dengan firman-Nya:

"Dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an)." (Al A'raaf: 157)

Di antara karakteristik cahaya adalah: Dirinya sendiri telah jelas, kemudian ia memperjelas yang lain. Ia

membuka hal-hal yang samar, menjelaskan hakikat-hakikat, membongkar kebatilan-kebatilan, menolak

syubhat (kesamaran), menunjukkan jalan bagi orang-orang yang sedang kebingungan saat mereka gamang

dalam menapaki jalan atau tidak memiliki petunjuk jalan, serta menambah jelas dan menambah petunjuk bagi

orang yang telah mendapatkan petunjuk. Dan jika Al Qur'an mendeskripsikan dirinya sebagai "cahaya", dan

dia adalah "cahaya yang istimewa", ia juga mendeskripsikan Taurat dengan kata yang lain:

"Di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi)."

Seperti dalam firman Allah SWT:

"Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya

(yang menerangi)". (Al Maaidah: 44)

Demikian juga mendeskripsikan Injil seperti itu, seperti dalam firman Allah SWT tentang Nabi 'Isa:

"Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan

cahaya (yang menerangi) ." (Al Maidah: 46)

Perbedaan dalam dua pengungkapan itu menunjukkan perbedaan antara Al Qur'an dengan kitab-kitab suci

lainnya. Seperti diungkapkan oleh Al Bushiry dalam Lamiah-nya:

"Maha Besar Allah, sesungguhnya agama Muhammad Dan kitab sucinya adalah kitab suci yang

paling lurus dan paling teguh Jangan sebut kitab-kitab suci lainnya di depannya Karena, saat

mentari pagi telah bersinar, ia akan memadamkan pelita-pelita".

Hal itu karena Al Qur'an ini datang untuk membenarkan kitab-kitab suci yang telah turun sebelumnya. Yaitu

yang berkaitan dengan pokok-pokok aqidah dan akhlak, sebelum kitab-kitab itu dipalsukan dan diubah

tangan manusia. Al Qur'an juga mengungguli kitab-kitab suci sebelumnya, yaitu dengan mengoreksi dan

meluruskan tambahan-tambahan dan perubahan-perubahan yang telah disisipkan oleh manusia dalam

kitab-kitab itu. Tentang hal ini Allah SWT berfirman:

"Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan

apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap

kitab-kitab yang lain itu." (Al Maaidah: 48)

Al Qur'an --sebagaimana ia diturunkan oleh Allah SWT-- mempunyai keunggulan-keunggulan yang

membuatnya istimewa dibanding kitab suci lainnya. Ia adalah kitab Ilahi, kitab suci yang menjadi mukjizat,

kitab yang memberikan penjelasan dan dimudahkan untuk dipahami, kitab suci yang dijamin pemeliharaan

keautentikannya, kitab suci bagi agama seluruhnya, kitab bagi seluruh zaman, dan kitab suci bagi seluruh

manusia.

Al Qur'an juga mempunyai maksud dan tujuan yang dibidiknya, di antaranya: meluruskan

kepercayaan-kepercayaan dan pola pandang manusia tentang Tuhan, kenabian, dan balasan atas amal

perbuatan, serta meluruskan pola pandangan tentang manusia, kemuliaannya dan menjaga hak-haknya,

terutama bagi kalangan yang lemah dan tidak berpunya.

Ia juga bertujuan untuk menghubungkan manusia dengan Rabbnya, agar manusia hanya menyembah-Nya

semata dan bertaqwa kepada-Nya dalam seluruh urusannya.

Al Qur'an juga bertujuan untuk membersihakan jiwa manusia, yang jika jiwa itu telah bersih niscaya bersih

dan baiklah seluruh masyarakat. Dan jika jiwa itu rusak, niscaya rusaklah masyarakat seluruhnya.

Ia juga berusaha membentuk keluarga yang kemudian menjadi pangkal kedirian suatu masyarakat. Juga

mengajarkan sikap adil terhadap kalangan perempuan, yang merupakan pokok utama dalam bangunan

keluarga.

Al Qur'an juga membangun umat yang saleh, yang dianugerahkan amanah untuk menjadi saksi bagi manusia,

yang diciptakan untuk memberikan manfaat bagi manusia dan memberikan petunjuk bagi mereka.

Setelah itu, mengajak untuk menciptakan dunia manusia yang saling kenal mengenal dan tidak saling

mengisolasi diri, saling memberi maaf dan tidak saling membenci secara fanatik, serta untuk bekerja sama

dalam kebaikan dan ketaqwaan, bukan dalam kejahatan dan permusuhan.

Kita berkewajiban untuk memperlakukan Al Qur'an ini secara baik: dengan menghapal dan mengingatnya,

membaca dan mendengarkannya, serta mentadabburi dan merenungkannya.

Kita juga berkewajiban untuk berlaku baik terhadapnya dengan memahami dan menafsirkannya. Tidak ada

yang lebih baik dari usaha kita untuk mengetahui kehendak Allah SWT terhadap kita. Dan Allah SWT

menurunkan kitab-Nya agar kita mentadabburinya, memahami rahasia-rahasianya, serta mengeksplorasi

mutiara-mutiara terpendamnya. Dan setiap orang berusaha sesuai dengan kadar kemampuannya.

Namun yang disayangkan, dalam bidang ini telah terjadi kerancuan yang berbahaya, yaitu dalam memahami

dan menafsirkan Al Qur'an. Oleh karena itu harus dibuat rambu-rambu dan petunjuk yang mampu menjaga

dari kekeliruan dalam usaha ini, serta perlu diberikan peringatan tentang ranjau-ranjau yang menghadang di

jalan, yang dapat berakibat patal jika dilanggar.

Tidak selayaknya umat Al Qur'an mengalami hal yang sama yang pernah terjadi dengan umat Taurat, yang

diungkapkan oleh Al Qur'an dalam firman-Nya:

"Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat kemudian mereka tiada

memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal." (Al Jumu'ah: 5).

Kita juga harus berlaku baik terhadap Al Qur'an dengan mengikuti petunjuknya, mengerjakan ajarannya,

menghukum dengan syari'atnya serta mengajak manusia mengikuti petunjuknya. Ia adalah manhaj bagi

kehidupan individu, undang-undang bagi aturan politik, serta petunjuk dalam berdakwah kepada Allah SWT.

Inilah yang berusaha dilakukan buku ini dalam empat bab utamanya, dengan bertumpu --terutama-- pada Al

Qur'an itu sendiri, karena ia adalah objek kita, namun ia juga petunjuk itu.

Umat kita pada abad-abad pertama --yang merupakan abad-abad yang paling utama-- telah berinteraksi

dengan baik terhadap Al Qur'an. Mereka berlaku baik dalam memahaminya, mengetahui tujuan-tujuannya,

berlaku baik dalam mengimplementasikannya secara massive dalam kehidupan mereka, dalam

bidang-bidang kehidupan yang beragam, serta berlaku baik pula dalam mendakwahkannya. Contoh terbaik

hal itu adalah para sahabat. Kehidupan mereka telah diubah oleh Al Quran dengan amat drastis dan

revolusioner. Al Qur'an telah merubah mereka dari perilaku-perilaku jahiliyah menuju kesucian Islam, dan

mengeluarkan mereka dari kegelapan ke dalam cahaya. Kemudian mereka diikuti oleh murid-murid mereka

dengan baik, untuk selanjutnya murid-murid generasi berikutnya mengikuti murid-murid para sahabat itu

dengan baik pula. Melalui mereka itulah Allah SWT memberikan petunjuk kepada manusia, membebaskan

negeri-negeri, memberikan kedudukan bagi mereka di atas bumi, sehingga mereka kemudian mendirikan

negara yang adil dan baik, serta peradaban ilmu dan iman.

Kemudian datang generasi-generasi berikutnya, yang menjadikan Al Qur'an terlupakan, mereka menghapal

hurup-hurupnya, namun tidak memperhatikan ajaran-ajarannya. Mereka tidak mampu berinteraksi secara

benar dengannya, tidak memprioritaskan apa yang menjadi prioritas Al Qur'an, tidak menganggap besar apa

yang dinilai besar oleh Al Qur'an serta tidak menganggap kecil apa yang dinilai kecil oleh Al Qur'an. Di

antara merek ada yang beriman dengan sebagiannya, namun kafir dengan sebagiannya lagi, seperti yang

dilakukan oleh Bani Israel sebelum mereka terhadap kitab suci mereka. Mereka tidak mampu berinteraksi

secara baik dengan Al Qur'an, seperti yang dikehendaki oleh Allah SWT. Meskipun mereka mengambil

berkah dengan membawanya serta menghias dinding-dinding rumah mereka dengan ayat-ayat Al Qur'an,

namun mereka lupa bahwa keberkahan itu terdapat dalam mengikut dan menjalankan hukum-hukumnya.

Seperti difirmankan oleh Allah SWT:

"Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan

bertakwalah agar kamu diberi rahmat." (Al An'aam: 155)

Tidak ada jalan untuk membangkitkan umat dari kelemahan, ketertinggalan dan keterpecah-belahan mereka

selain dari kembali kepada Al Qur'an ini. Dengan menjadikannya sebagai panutan dan imam yang diikuti.

Dan cukuplah Al Qur'an sebagai petunjuk:

"Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?." (An Nisaa: 122)

Berinteraksi dengan Al Qur'an

Penulis: Dr. Yusuf al Qaradhawi

Penerjemah: Abdul Hayyie al Kattani dan M. Yusuf Wijaya

Penerbit: Gema Insani Press

Tahun Terbit: Jakarta, 1999